Kitab Suci Ditulis Bukan untuk Dibaca Tahukah Anda: Melainkan Dibacakan
Rm. Andy Priambada O.Carm | 1 Feb 2016, 03:55
Kitab Suci adalah sebuah buku. Sebagai sebuah buku, Ia tiada bedanya dengan buku-buku yang lain. Namun Kitab Suci memiliki sejumlah kekhasan yang tidak dimiliki oleh buku-buku lain. Salah satu kekhasannya ialah Kitab Suci ditulis pertama-tama untuk dibacakan, bukan untuk dibaca.
Hal ini kerap tidak diketahui dan disadari oleh banyak orang. Surat-surat Rasul Paulus misalnya, ditulis untuk dibacakan kepada jemaat dan bukan untuk dibaca secara perorangan; "Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepada kamu." (Kol 4:16).
Demikian juga Kitab Wahyu, ditulis untuk dibacakan; "Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini dan yang menuruti apa yang tertulis di dalamnya sebab waktunya sudah dekat." (Why 1:3). Demikian halnya dengan kitab-kitab lain baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, termasuk Injil Lukas dan Kisah para Rasul yang dialamatkan kepada Teofilus, seorang yang terpandang dalam jemaat.
Kitab Suci sebagai suatu karya yang ditulis untuk dibacakan berbeda dengan yang ditulis untuk dibaca secara perorangan. Karya yang ditulis untuk dibacakan adalah karya untuk didengarkan. Hal ini sangat tampak misalnya dalam khotbah di bukit (Mat 5-7) dan perumpamaan-perumpamaan Yesus.
Lalu bagaimana sikap kita seharusnya ketika Kitab Suci itu dibacakan?
Sikap kita yang tepat ialah mendengarkannya, maka kurang tepat kalau jemaat membaca sendiri waktu teks itu dibacakan. Lebih tidak sesuai lagi kalau semua ramai-ramai membaca di gereja atau membaca silih berganti dengan pembaca. Dengan demikian ia tidak menghormati pembaca dan tidak belajar mendengarkan dengan baik.
Karena kekhasannya yang demikian itu, maka satu hal yang paling mendasar yang perlu dilakukan ialah Belajar membacakan Kitab Suci dan mendengarkannya dengan baik. Mungkin tidak setiap orang diharapkan untuk tahu membacakan, tetapi dari setiap orang dituntut untuk tahu mendengarkan.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |