Kusta Rohani Yang Tidak Tahu Terimakasih

  28 Jan 2011, 21:50

Banyak orang bilang kusta adalah penyakit akibat sebuah kutukan. Rasa rendah diri dan diskriminasi dari orang lain sering kali dialami penderita kusta dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhir Januari ini pula kita memperingati hari kusta sedunia, tepatnya pada tanggal 25 Januari 2011.

Kusta Rohani Yang Tidak Tahu Terimakasih

Injil Lukas 17: 11-19 bercerita tentang Yesus dan sepuluh orang kusta. Injil tersebut menuliskan dari sepuluh orang kusta yang disembuhkan ternyata hanya satu yang kembali kepada Tuhan untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasihnya. Pada jaman itu penyakit kusta adalah penyakit yang sulit disembuhkan. Orang yang berpenyakit kusta dianggap orang yang berdosa, orang najis, kotor dan harus dikucilkan. Hanya para imam yang berhak menentukan bahwa seseorang sudah "tahir" dan boleh diterima kembali dalam masyarakat.

Saat Yesus menyuruh 10 orang kusta menghadap para imam, dalam perjalanannya mereka semua menjadi tahir (bersih, sembuh dari kusta). Kesepuluh orang tersebut pastilah bergembira atas kesembuhannya. Namun yang sembilan ternyata memilih untuk meneruskan perjalanan dan memperlihatkan kepada para imam, keluarga dan kerabatnya serta kepada "dunia" bahwa mereka telah sembuh dan sekarang sudah layak diterima kembali di komunitasnya.

Karena kegembiraan yang luar biasa, mereka lupa akan apa yang sudah mereka alami sebelumnya. Yang sembilan orang telah tersembuhkan secara jasmani, tubuh mereka menjadi bersih. Satu orang yang kembali, ia tidak hanya berhasil memperoleh kesembuhan jasmani namun ia juga memperoleh kesembuhan rohani.

Seseorang tidak mungkin luput dari dosa. Jika penyakit kusta itu kita lambangkan sebagai 'dosa' maka saat inipun kita semua adalah orang-orang yang berpenyakit 'kusta rohani." Kita sering kali tidak sadar betapa baiknya Tuhan. Saat kita dapat melihat sinar matahari setiap pagi, bernafas di tiap detiknya, diberikan kedudukan tinggi, diberikan rejeki setiap hari dan sebagainya. Lalu kita menganggap semua itu sebagai hal yang sepele, hal yang sudah sewajarnya dilakukan oleh Allah kepada umat manusia.

Namun di saat Allah memberikan petaka, bencana, dan hal negatif lainnya, kita cenderung mempersoalkan, protes dan mengeluh atas semua itu. Kita seringkali lupa menghitung, sudah berapa banyak berkat-Nya yang telah diberikan kepada kita. Disinilah letak ketidakseimbangan. Dia selalu mengampuni dari dosa-dosa kita. Dia selalu mentahirkan kita dari 'kusta rohani,' setiap kita mengucap "Tuhan kasihanilah kami" dan setiap kita memohon ampunan atas segala dosa, kemurahan Tuhan tiada batasnya.

Sekarang pilihan ada pada kita, akankah kita menjadi sembilan orang kusta yang tidak kembali kepada Tuhan ataukah menjadi seorang Samaria yang kembali dan tersungkur di kaki Yesus? Terima kasih Tuhan atas anugerah kehidupan ini, terima kasih atas berkat jasmani dan rohani yang tiada batas, terima kasih Tuhan karena telah kautahirkan kami dari kusta rohani.

(Aria Sankhyaadi - Lingkungan St. Antonius Padua - Wilayah II)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi