Adorasi yang Tak Kunjung Henti

 Helena D. Justicia  |     28 Jan 2017, 09:34

Biasanya, sejumlah umat masih tinggal di dalam gereja sehabis misa untuk berdoa. Ada yang sengaja pindah ke bangku depan, agar lebih dekat dengan tabernakel. Mereka sedang beradorasi Ekaristi. Kerinduan untuk bersama Yesus, tampaknya tak bisa dipuaskan hanya dengan 1,5 jam Perayaan Ekaristi.

Tanggal 14 April 2008, seusai perluasan gedung Gereja MBK, renovasi gedung Aula MBK (sekarang Auditorium MBK) mulai dilaksanakan. Ada struktur bangunan yang berbeda. Di bagian kiri yang tadinya hanya taman, dibangun ruangan tambahan dan tangga menuju lantai 2.

Kendati pada 21 Desember 2008 Auditorium MBK diresmikan, dan digunakan pertama kali untuk Misa Natal 2008, baru pada 18 April 2009, Kapel St. Theresia Liseux dan Ruang Adorasi Hati Kudus Yesus di lantai 2 Auditorium MBK diberkati dan mulai digunakan. Dengan adanya Ruang Adorasi tersebut, umat jadi dapat berdoa secara khusus di hadapan Sakramen Mahakudus, waktu itu pada pkl. 08.00-23.00 WIB. Setiap malam, para imam bergantian mengembalikan Sakramen Mahakudus ke tabernakel di kapel.

Seiring dengan meningkatnya jumlah umat yang beradorasi Ekaristi, pada 2012 Ruang Adorasi dapat dipergunakan selama 24 jam. Inilah yang disebut dengan Adorasi Ekaristi Abadi, dengan pentakhtahan permanen Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Umat diajak untuk menanggapi kasih Yesus, dengan menjalani waktu dalam doa di hadapan kehadiran Ekaristik-Nya.

Makna Adorasi Ekaristi Abadi adalah adorasi yang tak kunjung henti. Dalam Surat Apostolik Dominicum Cenae (1980), Paus Yohanes Paulus II menganjurkan umat Katolik untuk beradorasi Ekaristi, "Yesus menantikan kita dalam Sakramen Cinta Kasih ini.... Kiranya adorasi kita tiada pernah berhenti." Setiap orang dapat mengambil bagian dalam adorasi abadi, dengan memberikan waktunya, setidaknya satu jam saja dalam sepekan. Semoga umat MBK terpanggil untuk menjadi bagian dari adorasi abadi ini.

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Tema Minggu (WM) Lainnya...  Kembali