BKSN: Pertemuan Keempat Bersyukur Karena Aku Hidup sebagai Anak Terang

 JA Gianto  |     28 Sep 2015, 10:32

Dalam rekoleksi pembentukan karakter Dekenat JB2, masuklah dua wanita muda yang terlambat 30 menit. Santai sambil gandenggan tangan. Mereka mencari tempat duduk di belakang dan menarik kursi dari depan. Saya yang sedang memberikan presentasi melihat dua wanita muda yang manja, berjalan pelan seenaknya sendiri, MENGANGGU acara. Mata batinku "buta" tertutup aturan. Ternyata persepsiku KELIRU karena Lisa matanya buta sejak lahir dan perlu dibantu Angie. Mereka perlu berdampingan dan jalan pelan karena Angie perlu menuntun dan menjelaskan gambar atau film yang ditayangkan. Wow...luar biasa Angie dan Lisa yang mau melayani BIR di Paroki Meruya.

"Apakah kamu mau melihat...? Pertanyaan ini mungkin dilontarkan Yesus kepada orang buta sejak lahir di Bait Suci. Pertanyaan ini BERLAKU juga untuk saya yang sering bebal. Melihat dari luar saja tanpa "melihat" sisi batin. Suatu keegoisan orang Farisi yang meskipun melihat, namun tidak mampu "melihat" tanda yang dilakukan Yesus sebagai pekerjaan Allah.

Sebaliknya orang buta dalam Yohanes bab 9 adalah tokoh istimewa. Pertumbuhan imannya dari seorang pengemis buta menjadi orang yang melihat Tuhan. Imannya justru berkembang karena perlakuan tidak menyenangkan. Ada empat tahap yang dilalui.

Tahap pertama, mengenali Yesus sebagai manusia yang menyembuhkannya saja. Ia tidak mengetahui identitas penyembuhnya secara mendalam dan hanya bisa menjawab: "Orang yang disebut Yesus itu". Ketika ia ditanya lebih lanjut ia mengatakan:"Aku tidak tahu".

Tahap kedua, mengenali Yesus sebagai nabi. Sedikit demi sedikit ia menyadari bahwa penyembuhnya bukanlah orang kebanyakan. Saat ia mendapat pertanyaan tajam dari pihak berwenang, ia berani menjawab: "Yesus adalah nabi." Si buta semakin 'melek', orang Farisi malahan menutup mata hati dengan alasan hukum bahwa Yesus sudah melanggar Sabat.

Tahap ketiga, Yesus berasal dari Allah. Orang tua si buta juga diinterograsi. Dankedua kalinya mereka memaksa si buta menyatakan Yesus adalah orang berdosa. Namun ia menjawab tegas: "Jikalau orang ini tidak berasal dari Allah, ia tidak dapat berbuat apa-apa." Jawaban ini menyebabkan ia diusir dari sinagoga.

Tahap keempat, Yesus adalah Anak Manusia. Si buta berjumpa untuk kedua kalinya dengan Yesus. Pengungkapan diri Yesus dan perkembangan imannya membuat ia mampu mengakui Yesus sebagai Anak Manusia.

Seringkali saya tidak menyadari kebaikan Allah yang diberikan melalui kesulitan/tekanan dalam kehidupan. Maukah saya belajar dari orang buta sejak lahir yang semakin bertumbuh imannya ketika mengalami tekanan hidup? Semoga.

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi