Kemanusiaan di Balik Sila Pertama

 Paul Heru Wibowo  |     23 Jul 2016, 22:55

Ketuhanan yang Mahaesa adalah sila pertama Pancasila yang cukup dipahami masyarakat Indonesia. Sila ini tidak hanya menjadi petunjuk bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama dan percaya kepada Tuhan. Tetapi, sila ini juga mau menyatakan bahwa prinsip Ketuhanan menjadi dasar yang sangat penting bagi penghayatan sila-sila yang lain.

Kemanusiaan di Balik Sila Pertama

Kendati demikian, perlu disadari pula bahwa penempatan gagasan mengenai Ketuhanan sebagai sila pertama Pancasila bersifat kompromistis di antara para founding fathers negara ini. Bung Karno pernah menempatkan prinsip Ketuhanan sebagai sila kelima. Sedangkan Muhammad Yamin menempatkan prinsip itu sebagai sila pertama sebagaimana disepakati sampai saat ini. Penempatan yang berbeda itu tentu saja berkaitan dengan filosofi tertentu yang dipercaya masing-masing pihak. Bung Karno melihat Ketuhanan sebagai tujuan ultimat dari semua sila, sedangkan Muhammad Yamin melihat Ketuhanan sebagai basis bagi semua sila.

Seharusnya, sila pertama juga dapat menjadi rumah bagi semua pemeluk agama. Pada sila itu, setiap pemeluk agama sungguh diharapkan dapat saling menghormati dan bertoleransi. Meski tidak disebutkan secara eksplisit, salah satu bentuk penghormatan dan toleransi itu adalah menyampaikan ucapan selamat ketika hari besar keagamaan dirayakan. Menyampaikan ucapan selamat secara langsung, tak dapat disangkal, merupakan sebuah ritual sosial yang sangat penting.

Sayangnya, dari tahun ke tahun, menurut beberapa kalangan, menyampaikan ucapan selamat kepada pemeluk agama lain dianggap sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan agama. Kondisi demikian, disadari atau tidak, menyebabkan ikatan sosial dalam masyarakat menjadi begitu kendur. Jika terus dipertahankan di negara yang secara historis sungguh plural ini, fatwa atau imbauan itu justru berpotensi untuk menggerus kerukunan dan dialog persaudaraan sejati.

Dari fenomena kecil tadi kita dapat melihat bahwa setiap sila dalam Pancasila sesungguhnya saling bertautan. Benarlah bila sila pertama menjadi basis penting bagi sila selanjutnya. Penghayatan terhadap Ketuhanan seharusnya menjadikan kita sebagai manusia yang secara terbuka dapat menerima keragaman dan perbedaan dalam masyarakat. Benar pulalah bila sila Ketuhanan menjadi tujuan ultimat dari kemanusiaan. Manusia yang sanggup untuk menghormati dan mengasihi sesamanya dengan tulus dapat menghadirkan wajah Allah yang Maharahim pula.

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi