Tema Adven 4: Keluargaku Melayani
Lucky Jacob | 21 Dec 2014, 04:22
Kalau kita ingat kembali gambar/ilustrasi dalam buku pertemuan adven 2014 tema pertama (hal 9), maka akan nampak gambaran sebuah keluarga yang saling membantu dan bekerja sama. Pekerjaan yang sulit dan berat menjadi lebih mudah dan ringan bila setiap anggota keluarga mau terlibat menurut kemampuan dan kesanggupan yang ada. Hal yang tidak jauh berbeda juga ketika keluarga menghadapi aneka situasi yang terjadi dalam perjalanan kehidupan, apapun bentuknya. Menjadi pertanyaan, apakah setiap anggota keluarga mau dengan rela dan tulus hati ikut serta?
Dalam doa pembuka pertemuan ke-4 dikatakan "Ajarilah kami melayani secara kreatif dan memberikan yang terbaik, yang dapat kami lakukan bagi banyak orang. Semoga kami memulainya dari keluarga kami sendiri dulu". Doa ini mempunyai makna bahwa setiap orang/umat yang hadir diajak untuk melayani dan melakukan yang terbaik bagi banyak orang yang dimulai dari keluarga sendiri dulu. Mengapa keluarga? Karena keluarga adalah Gereja kecil di mana setiap insan berasal. Keluarga juga menjadi benih awal yang dapat berkembang pada setiap sisi kehidupan di manapun kita berada.
Pelayanan yang mudah dan nyata, sering kita jumpai dalam pelayanan keluarga dan antar anggota keluarga. Setiap anggota keluarga saling melayani berdasarkan cinta kasih dalam melakukan aktivitas kesehariannya, tanpa diminta atau menuntut balas jasa. Pelayanan yang baik, yaitu yang memenuhi kebutuhan yang dilayani, menghasilkan rasa senang, aman dan nyaman bagi yang dilayani dan ini juga dirasakan oleh yang melayani. Dengan demikian, saling melayani membuat relasi dengan anggota keluarga dan masyarakat di sekitar kita menjadi semakin akrab
Dalam bacaan Kitab Suci (Kol 3:12-21), Rasul Paulus mengingatkan jemaat bahwa sebagai orang yang dikuduskan dan dipilih Allah menjadi anak-anak-Nya, kita harus berbenah diri, tidak melakukan pelayanan asal-asalan. Pelayanan kita harus sepenuh hati, sesuai kebutuhan yang dilayani, dengan kasih dan kreatif. Pelayanan yang baik dilakukan dengan motivasi yang baik, semangat dan didasari kebaikan "rohani", seperti kemurahan, kasih, sabar, penuh syukur, dan melakukannya dengan sukacita serta dilakukan di dalam nama Tuhan.
Nasihat Rasul Paulus ditujukan juga khususnya kepada setiap anggota keluarga, baik terhadap para isteri untuk menghormati suaminya. Kepada para suami, ia mengingatkan untuk mengasihi dan tidak berlaku kasar. Dan terhadap anak-anak ia mengingatkan bahwa mereka harus taat kepada orang tua serta kepada bapa-bapa diingatkan untuk tidak menyakiti hati anak-anaknya supaya tidak tawar hatinya.
Ada begitu banyak kesempatan untuk melayani jika kita mau peka terhadap peristiwa dan kejadian di sekitar kita. Kita perlu melakukannya secara kreatif, gembira, dan terus menerus, bukan hanya sesaat saja. Bagaimana hal itu mungkin, mari kita membuka diri, membuka mata, dan mau memperhatikan/mendengar orang-orang di sekitar kita, khususnya mereka yang mengalami musibah, sakit, putus asa,dlsb. Semoga.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |