Gereja Tidak Dapat Sesat?
20 Feb 2016, 20:02
Menjawab persoalan itu, kita dapat memulai dengan mengembangkannya menjadi beberapa pertanyaan:
(a) Mengapa Gereja tidak dapat sesat?
(b) Benarkah Gereja tidak dapat sesat? Gereja dalam arti apa di sini?
(c) Apa kaitannya dengan Paus tidak dapat Sesat?
Gereja tidak dapat sesat adalah rahmat Allah supaya Gereja bersatu dalam iman dan kasih seraya menjunjung moral kristiani di bawah ajaran Magisterium Gereja dengan Paus sebagai pemimpinnya. (Lih. Kitab Hukum Kanonik (KHK), kanon 749§1). Saya juga berharap, meskipun hal ini bisa saja diperdebatkan, tetapi tetap ada kedamaian dan keyakinan dalam hati kita akan pilihan diri menjadi umat Katolik. Sehingga, tidak lagi diombang-ambingkan oleh banyak penalaran dan logika iman, hingga timbul perpecahan dalam tubuh Gereja kita. Yakinlah bahwa Ajaran Gereja Katolik di bahwa Magisterium Gereja itu benar dan tidak dapat sesat.
Berikut jawaban pertanyaan (a) sampai (c) yang bisa saya sampaikan secara singkat di sini:
(a) Gereja tidak dapat sesat karena Roh Kudus terus menerus membimbing Gereja, sehingga Gereja meneruskan wahyu Allah secara benar dan tepat (deposit of revelation). Rahmat baptis yang diterima oleh semua anggota Gereja merupakan rahmat Roh Kudus di mana mereka diberi karisma istimewa yang disebut sensus fidei (=naluri/cita rasa iman). Berkat karunia inilah, Gereja tidak dapat sesat, atau kebal salah dalam beriman (infalibilitas in credendo). (Lih. Lumen Gentium No.12a, bdk. 1 Yoh 2:20,27).
(b) Dalam Gereja Katolik ada tiga subyek yang memiliki status ketidaksesatan/infalibilitas, yaitu: Gereja sebagai keseluruhan, Dewan Para Uskup dalam kesaksian yang satu suara, dan Ketua Dewan Uskup sebagai pemangku "Jabatan Petrus", yakni Paus.
(c) Jelas dari pernyataan (b) bahwa Paus sebagai pemangku "Jabatan Petrus" memperoleh karunia infalibilitas. Menurut Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II Lumen Gentium 25 yang meneguhkan Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan I Pastor Aeternus, ada beberapa hal pokok tentang infalibilitas seorang Paus. Pertama, Subyek: Paus sebagai "Gembala dan Guru tertinggi seluruh Gereja" tidak dapat sesat bila ia sebagai "pengajar yang otentik" mengajar resmi sebagai kepala gereja "ex cathedra" mempunyai karisma khusus infalibilitas (Kata "otentik" ingin menunjukkan bahwa ia menerima tugas dan wewenang dari Kristus dan ketidaksesatan bukanlah pada dirinya sendiri melainkan dalam kewibawaan Kristus yang telah memilihnya). Kedua, Paus mengajarkan ajaran mengenai iman dan kesusilaan (moral). Ketiga, mengajarkannya secara definitif (devinite tenendam) dan mengikat seluruh Gereja umat beriman.
Perlu diketahui bahwa rahmat ketidaksesatan (infalibilitas) atau kebal salah itu dipakai oleh Uskup Roma (Paus) baru dua kali, tepatnya pada 1854 (Paus Pius IX memaklumkan Dogma Maria dikandung tanpa dosa, Maria Immaculata) dan 1950 (Paus Pius XII memaklumkan Dogma Maria diangkat ke surga dengan jiwa raganya, Maria Assumpta).
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |