Litani Kebebasan
14 Jan 2011, 22:54
Pada pementasan sebuah naskah drama berjudul "Pastor" (karya: Rudarto) ada bagian yang cukup menggelitik tentang sifat pria yang takut menikah. Saking takutnya sampai di-buatlah Litani. Kira-kira begini: Dari godaan hidup perkawinan, luputkanlah kami ya Tuhan. Dari kesetiaan buta pada satu wanita, bebaskanlah ya Tuhan. Tuhan dengarkanlah doa kami.
Pada dasarnya laki-laki takut pada tali pernikahan karena tidak mau kehilangan kebebasannya. Takut tidak boleh bermain lagi, tidak boleh nong krong bersama teman-temannya. Tidak boleh ini dan itu. Begitulah kira-kira yang ada dibenak para lelaki ini.
Benar atau tidaknya masih sangat debatable.
Ilustrasi di atas bisa dijadikan contoh keinginan manusia akan kehendak bebasnya. Manusia selalu meminta kebebasan, menuntut haknya untuk melakukan segala yang diinginkan. Tanpa aturan.
Masalahnya apakah benar kita ini manusia yangbebas. Dalam kenyataannya, manusia tidak bebas sepenuhnya. Ia terikat oleh tata cara hidup yang berkembang di tempat dia hidup. Hukum adat, hukum negara dan hukum agama, mengatur apa yang harus dilakukannya. Maka sebagai pribadi, ia sudah tidak bebas lagi dalam menentukan kehendaknya. Jangan salah, alam pun membuat aturannya sendiri, sehingga manusia tidak bisa berlaku seenak udel-nya. Contoh paling dekat ya di kota Jakarta ini. Keinginan bebas manu-sia VS alam. Siapa yang menang? Semoga kita diberi kesempatan menjadi saksi sejarahnya. Jadi masih adakah manusia bebas? Atau manusia yang bebas itu hanya keinginan palsu, ilusi.
Kalau manusia bebas hanya rekaan, mungkin komunitas besar manusia modern seperti kita ini tidak akan ada. Iya, tidak akan ada! Adam dan Hawatidak turun ke bumi. Kok bisa? Tentu saja bisa. Begini, Tuhan sudah membuat aturan hidup di Taman Eden, 'jangan makan buah Kuldi'. Nyatanya, Hawa memetik dan memakannya. Pertanyaannya, apakah Tuhan menghalangi kebebasan Hawa untuk makan buah Kuldi? Tidak. Tuhan memberi kebebasan penuh sepenuh-penuhnya kepada Hawa, kepada manusia untuk memilih mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Melakukan tindakan yang dilarangpun Tuhan tidak akan menghalangi.
Jadi masihkah kita merasa menjadi orang tidak bebas?
Dari godaan berpikir sempit, luputkanlah kami ya Tuhan
Dari godaan merasa terjepit, luputkanlah kami ya Tuhan
Dari godaan merasa hidup tidak lagi bebas, bebaskanlah ya Tuhan
Tuhan dengarkanlah doa kami.
(Felly)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |