Gaya Hidup Ramah Lingkungan sebagai Perwujudan Cinta kepada Tuhan
23 Jun 2015, 18:29
Menyambut hari lingkungan hidup sedunia awal bulan Juni, ada baiknya kita sekali lagi merenungkan, betapa kritisnya saat ini kondisi bumi kita.
Sampai dengan dua abad yang lalu, jumlah umat manusia penghuni bumi ini baru 1 milliar, permasalahan lingkungan hidup belumlah sekritis sekarang. Hutan masih lebat, hewan hewan masih hidup dengan damai, ekosistem belum rusak. Namun dalam waktu 200 tahun, jumlah manusia meningkat menjadi lebih dari 7 milliar, dan hanya diperlukan waktu 12 tahun untuk bertambah dengan 1 milliar, maka lingkungan hidup telah menjadi permasalahan yang serius bagi kita semua.
Sumberdaya alam yang bisa diberikan oleh bumi makin terbatas. Proses deforestasi atau penggundulan hutan, karena penebangan liar, ataupun alih fungsi hutan menjadi areal perkebunan dan pertambangan, menyebabkan kerusakan ekosistem yang luar biasa. Selain hilangnya keanekaragaman hayati, banyak spesies hewan yang punah atau terancam punah, dan bencana ekologi lainnya, seperti anomali musim, bencana kekeringan, bencana gelombang panas, dan banjir. Bumi yang semakin panas akan mengakibatkan melelehnya es di kutub kutub bumi. Bila hal itu terjadi, maka permukaan air laut akan naik beberapa meter, dan hal itu mengakibatkan tenggelamnya banyak kota dan pulau.
Apa yang dapat kita lakukan?
Kita sebagai individu maupun sebagai kelompok dapat melakukan sesuatu untuk, setidaknya, membantu masalah lingkungan hidup ini, dengan mengubah gaya hidup kita, menjadi gaya hidup yang ramah lingkungan. Mulai gaya hidup ramah lingkungan dari rumah, dari diri sendiri dan keluarga kita.
Selain hemat akan sumberdaya alam (hemat listrik, hemat air, hemat kertas, hemat bahan bakar), marilah kita berpartisipasi mengurangi kerusakan lingkungan dengan mengelola sampah dengan baik. Tanpa partisipasi kita, pemerintah sebaik apapun tidak akan sanggup menangani masalah sampah, kalau semua orang masih saja membuang sampah seenaknya.
Kita bisa memulai dengan mengurangi sampah. Hemat pemakaian plastik, hilangkan kebiasaan memakai styrofoam yang akan menjadi sampah abadi. Cobalah melakukan re-use (memakain kembali barang yang biasanya kita buang), dan melakukan daur ulang.
Sampah plastik sebagian besar dapat didaur ulang, demikian juga sampah kertas. Sampah hasil buangan bahan organic, seperti sampah dapur, dapat kita manfaatkan untuk kompos.
Marilah kita wujudkan gaya hidup ramah lingkungan, sebagai perwujudan cinta kita kepada Tuhan.
Anugerah Tuhan untuk kesehjateraan makhluk hidup.
TUHAN MENCIPTA, KITA MEMELIHARA
Lingkungan Hidup MBK.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |