Pembaptisan Yesus Dan Identitas Serta Pencitraan Diri Kita
10 Jan 2013, 14:59
Dijaman internet dan HP berkamera, pada umumnya orang banyak menjaga dan merahasiakan identitas diri serta mengutamakan pencitraan diri atau celakalah kita. Hati hati -seorang teman memperingatkan saat kartu kredit atau kartu identitas lain kita perlihatkan ia mudah dipotret HP berkamera dan identitas diri diketahui. Bagaimana pula dapat dihormati bila tak menjaga pencitraan diri sekalipun sebenarnya buruk?
Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis mengajarkan kita hal berbeda. Perhatikan bagaimana ketiga penulis injil sinoptik mengkisahkan pembaptisan Yesus. Markus, penulis tertua melalui 3 ayatnya (Mark 1: 9-11) menceritakan secara singkat. Itupun menimbulkan kehebohan - sebab yang dibaptis dianggap lebih inferior dari yang membaptis. Itu juga alasan sikap kaum Farisi yang menganggap diri istimewa hingga menolak dibaptis Yohanes Pembaptis.
Yesus sebaliknya mengajarkan sikap kerendahan hati, rela dipersamakan dengan orang berdosa untuk menunjukkan ketaatan dan kepatuhan kepada kehendak dan rencana Allah. Akibatnya Matius merasa perlu menjelaskan dialog penolakan Yohanes Pembaptis: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" (Mat. 3: 14). Lukas bahkan tak menyebut nama Yohanes dalam mengisahkan pembaptisan Yesus.
Penginjil Yohanes mempresentasi-kan kesaksian Yohanes Pembaptis bahwa dirinya bukan Messias (Yoh 1: 19-34) dan " Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak "(Yoh 1: 27). Namun tiga hal patut kita maknai dalam pembaptisan Yesus.
Pertama: bahwa Allah menyatakan Yesus sebagai Anak Allah - Anak yang dikasihi oleh-Nya yang diutus untuk tinggal bersama umat-Nya dan me-nyelamatkan umat-Nya dari belenggu dosa.
Kedua: bahwa dengan pembaptisan Yesus, Yesus mau mengalami apa yang dialami umat-Nya kecuali dalan hal dosa untuk membawa umat manusia kembali pada Allah di Surga Penciptanya.
Ketiga: bahwa pembaptisan Yesus merupakan awal perutusan-Nya un-tuk menyelamatkan umat Allah dari belenggu dosa dunia. Pada akhir per-utusan-Nya Ia menerima baptisandarah di kayu salib. Kita juga mendapat identitas baru sebagai anak Allah yang dipersatukan dalam Kristus, dijadikan layak oleh Allah menjadi anak yang dikasihi-Nya dan diutus dengan kekuatan Roh Kudus. Dengan pembaptisan kita juga mengemban tugas yang sama seperti Yesus untuk mewartakan Injil dan membantu orang sampai pada kekudusan atau selalu kembali kepada Allah sebagai sumber hidup melalui sikap dan tindakan kita melayani penuh kasih mengajak mereka bersama-sama menghadap Tuhan yang kita imani. Itu identitas yang perlu kita perlihatkan.
Saat banyak orang menyembunyikan identitas dan melakukan pencitraan diri, justru kita harus memperlihatkan identitas diri sebagai Anak Allah dengan hidup sebagai anak yang bertanggung jawab dan memprioritaskan kehendak Allah bukan pencitraan diri dan menolak merendahkan diri - rela dianggap lebih rendah dan menggenapi rencana Allah.
(Ansano Widagdyo Ratu Damai 4)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |