Berserah Diri dengan Peduli pada Sesama

 Andreas S. Pratama  |     12 Apr 2015, 02:21

Saat tengah berselancar menelusuri dunia maya, penulis sempat terkejut ketika membaca sebuah kutipan yang (konon) diucapkan oleh Mahatma Ghandi. Di dalam kutipan tersebut, sang tokoh dunia kira-kira mengatakan, "Saya menyukai Kristusmu, tetapi saya tidak menyukai kekristenanmu. Kekristenanmu tidak seperti Kristusmu."

Berserah Diri dengan Peduli pada Sesama

Ungkapan tersebut - terlepas benar atau tidak diucapkan oleh Ghandi - cukup membuat penulis merenung sejenak, apakah saya sebagai seorang Kristen yang notabene adalah pengikut Kristus, tidak berlaku seperti-Nya?

Hari Raya Paska kini telah kita lewati dengan penuh permenungan. Di hari tersebut, kita diingatkan kembali tentang kebesaran cinta Yesus kepada umat manusia. Ia rela disiksa, dihina, hingga mati di kayu salib demi menghapus dosa-dosa umat-Nya. Kita percaya bahwa tidak ada yang sia-sia dari segala yang telah dilakukan Yesus. Setelah melewati masa-masa permenungan tersebut, kita kembali diajak untuk semakin mendekatkan diri, bahkan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah.

Pesan utama Kerahiman Ilahi adalah bahwa Allah mengasihi kita, tak peduli betapa berat dosa kita. Tuhan ingin kita tahu bahwa belaskasih-Nya jauh lebih besar dibandingkan dosa-dosa kita. Untuk itu, Tuhan pun mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan penuh kepercayaan, menerima belaskasih-Nya, dan membiarkannya mengalir melalui kita kepada sesama.

Untuk dapat dengan mudah mengingat pesan-pesan tersebut, ada sebuah rumusan sederhana yang dikenal dengan nama "ABC Kerahiman", yaitu: Ask for His Mercy, memohon belaskasih Allah dengan berdoa secara terus-menerus, menyesali dosa-dosa kita, dan memohon kepada-Nya untuk mencurahkan belaskasih-Nya kepada kita dan dunia; Be Merciful, berbelaskasihlah pada sesama, karena Tuhan meminta kita untuk menjadi media untuk mengalirkan kasih-Nya kepada sesama dan mengampuni siapa pun yang bersalah kepada kita; Completely Trust, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, karena semakin besar kita percaya kepada-Nya, maka semakin berlimpah pula rahmat yang akan kita terima.

Bila kita melihat rumusan di atas, tentu kita menyadari bahwa sejatinya tak ada sebuah pesan khusus. Gereja telah senantiasa meminta kita untuk mencintai Tuhan dengan segenap hati dan jiwa, serta mencintai sesama manusia, seperti kita mencintai diri sendiri. Namun demikian Devosi Kerahiman Ilahi secara lebih mendalam menghantarkan kita untuk memahami kasih Allah yang terbatas, teristimewa bagi mereka yang berdosa.

Ada sebuah ungkapan yang diucapkan oleh seorang teman, "Bahwa iman tanpa perbuatan, pada hakikatnya adalah mati". Cinta Tuhan yang sedemikian besar kepada umat manusia bukanlah sebuah benda eksklusif yang patut kita syukuri dan renungi saja di dalam hati. Kita harus menjadi "alat" terbaik untuk meneruskan cinta Tuhan.

Dengan menyebarkan cinta dan kepedulian kepada orang lain, kita akan melihat dunia yang lebih baik, dunia yang penuh dengan kedamaian dan keharmonisan. Dengan menjadi
media penyebaran cinta kasih Allah, kita pun juga akan menjadi semakin dekat dengan Tuhan. Kita pun akan semakin mirip dengan Yesus.

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi