Menjadi Orang Samaria yang Baik Hati
Andreas Pratama | 8 Feb 2015, 21:48
Yesus adalah seorang yang amat peduli terhadap mereka yang menderita sakit. Para penderita kusta ditahirkan dan mereka yang lumpuh dibuat-Nya kembali berjalan. Siapa pun yang tengah tenggelam dalam penderitaan akan disembuhkan oleh-Nya. Sikap tersebut memperlihatkan betapa tingginya kepedulian Yesus terhadap mereka yang tengah mengalami penderitaan dan juga meminta kita untuk membangun sikap peduli kepada mereka yang sakit.
Yesus pun kembali mengingatkan kepada kita bagaimana menjadi manusia yang peduli kepada sesama. Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati, adalah sebuah kisah yang seolah menjadi panduan utama bagaimana kita seharusnya bersikap terhadap mereka yang tengah sengsara.
Di dalam Lukas 10:25-37, seorang ahli Farisi bertanya kepada Yesus: "Siapakah sesamaku manusia?". Untuk menjawab pertanyaan itu, Yesus menceritakan sebuah perumpaan tentang seorang laki-laki yang baru saja dirampok saat berjalan dari Yerusalem ke Yerikho. Tak ada yang mau menolongnya, bahkan seorang imam dan seorang Lewi yang kebetulan melewati jalan yang sama tak mengindahkannya. Seorang Samaria melihatnya dan tanpa berpikir panjang sang Samaria yang baik hati pun langsung menolongnya.
Ini adalah sebuah bentuk kepedulian yang luar biasa yang ingin ditanamkan Yesus kepada kita. Tak perlu kita berpikir dua kali untuk menolong mereka yang tengah sakit. Segala perbedaan (suku, agama, ras, dan antar-golongan) tidak boleh menjadi penghalang kita untuk peduli kepada sesama. Dengan berlandaskan teladan tersebut, Hari Orang Sakit Sedunia yang dirayakan Gereja mulai minggu ini, bisa menjadi sebuah momentum yang tepat untuk membangkitkan rasa kepedulian kita terhadap mereka yang tengah sakit.
Hari Orang Sakit Sedunia (HOSS) pertama kali ditetapkan oleh Bapa Suci Yohanes Paulus II pada 13 Mei 1992 - setahun setelah ia didiagnosa menderita penyakit Parkinson. Setelah ditetapkan, HOSS mulai dirayakan pada 11 Februari 1993, tepat di hari Pesta Bunda Maria dari Lourdes. Pemilihan tanggal 11 Februari ini sendiri memiliki alasan tersendiri, karena banyak peziarah di Lourdes yang telah disembuhkan melalui doa-doa Bunda Perawan. Selain itu, Gereja ingin mengingatkan kita untuk terus mengikutsertakan Bunda Maria dalam permohonan akan kesembuhan.
Yohanes Paulus II juga memiliki pesan di balik penetapan HOSS ini, yaitu: 1.) untuk mengingatkan umat beriman untuk berdoa dengan tulus bagi mereka yang sakit; 2.) mengundang semua orang Kristiani untuk merefleksikan dan menanggapi penderitaan manusia; 3.) menghormati semua orang yang bekerja dan melayani dalam bidang kesehatan dan sebagai pemerhati kesehatan.
Mari kita menjadi seperti seorang Samaria baik hati yang dengan rela hati menolong sesamanya tanpa memandang perbedaan. Mari kita menjadi seperti Yesus yang rela berkorban hinnga wafat di kayu salib demi umat manusia. "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." (1 Yoh.3:16).
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |