Mencari Bumi yang Baru, Merawat Bumi yang Lama
Andreas Pratama | 8 Feb 2015, 21:43
Bumi saat ini tengah sekarat. Tanah yang dahulu subur dan bisa ditanami beragam jenis tanaman dan tumbuhan tak lagi bisa menyokong hidup. Hanya tanaman jagung yang masih mampu tumbuh di tanah yang mulai kehilangan humusnya. Menyusutnya debit sumber makanan pun akan membuat manusia mati dan punah, hilang dari muka bumi. Manusia pun dihadapkan oleh sebuah fakta, bahwa mereka harus segera menemukan sebuah planet baru.
Perdebatan pun muncul, seiring dengan ambisi para ilmuwan untuk mencari bumi yang baru. Manusia seharusnya tetap tinggal di bumi. Para ahli seharusnya membuat sebuah penelitian untuk menyelamatkan manusia yang menghadapi kiamat akibat kekurangan bahan pangan. Namun sayang, pilihan tersebut dikesampingkan. Bumi tak lagi dapat diselamatkan dan manusia harus segera bermigrasi menuju sebuah tempat baru, tak peduli berapa jarak yang harus ditempuh.
Cerita di atas adalah sebuah kisah fiktif yang juga merupakan sinopsis dari film "Interstellar", sebuah film yang dirilis pada akhir tahun 2014 silam dan mendapatkan beragam pujian dari berbagai kalangan. Namun bila ditilik lebih jauh lagi, kisah yang ada di dalam film tersebut sejatinya menggambarkan apa yang tengah kita hadapi saat ini.
Bumi saat ini memiliki beragam masalah. Mulai dari rusaknya lapisan ozon, hingga isu tentang pemanasan global. Planet tempat kita dilahirkan dan dikuburkan nantinya ini telah tercemar oleh berbagai macam jenis zat-zat kimia. Siapa yang harus bertanggungjawab atas semua ini? Jawabannya adalah "kita". Kita adalah sosok yang paling berkontribusi terhadap rusaknya bumi.
Paus Fransiskus saat bertemu Federasi Nasional Petani Italia pada 31 Januari 2015 silam menekankan pentingnya manusia untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang mampu merusak bumi dan juga mengganggu kemanusiaan secara global. "Budaya untuk membuang-buang makanan adalah sesuatu yang tak dapat diterima. Bersama dengan beragam faktor lain, hal ini menyebabkan sebuah penderitaan yang dialami oleh keluarga-keluarga yang tak beruntung," ucap sang Bapa Suci, dikutip dari situs Vatican Radio.
Di dalam pertemuan yang digelar di Clementine Hall tersebut, Paus menegaskan bahwa tidak akan ada manusia tanpa kegiatan budidaya (bertani) dan tak akan ada hidup tanpa ada makanan yang berasal dari bumi. Namun di sisi lain, Bapa Suci juga mengatakan bahwa seseorang selain mengolah, juga harus memelihara dan melestarikan tanah pertanian. Dari sini, terlihat jelas bahwa Paus menginginkan kita untuk merawat bumi, karena bumi telah memberikan segalanya untuk hidup kita.
Jadi, tak perlu repot-repot menjadi seorang astronot untuk mencari planet bumi yang baru dengan menjelajahi angkasa luar. Hilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan mulailah menjaga bumi yang tengah mendapatkan beragam masalah ini.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |