Tema Adven 2: Siapa yang Kulayani?
Lucky Jacob / Sie. KKS | 7 Dec 2014, 04:50
Dalam suatu pertemuan di lingkungan seorang ibu men-sharing-kan pengalaman 5 tahun terakhir yaitu menjaga dan merawat suaminya yang mengalami stroke cukup parah dan hanya terbaring di tempat tidur. Kegiatan yang dilakukan praktis tidak dapat membuatnya bergerak bebas, karena sejak pagi hari, siang, sore hingga malam ia terus mendampingi suaminya yang tidak lagi bisa beraktivitas seperti dahulu sementara yang menjadi 'hiburan' adalah saat anak-anaknya pulang kerja ia bisa mengahadiri pertemuan di lingkungan dan pada hari minggu bisa mengikuti perayaan ekaristi di gereja karena bergantian menjaga.
Mengapa ibu mau melakukan itu semua? Demikian pertanyaan yang diungkapkan fasilitator sehubungan dengan kegiatan ibu tersebut. Dan jawaban yang disampaikan adalah karena saya tetap mengingat JANJI PERKAWINAN pada saat menerima Sakramen Perkawinan dulu, yaitu setia dalam suka dan duka, di waktu sehat dan sakit. Itulah yang menjadi pegangan dalam hidup saya. Peristiwa dan ungkapan yang biasa, namun bila dihayati ternyata memiliki makna yang cukup dalam.
Dalam pertemuan yang ke-2 ini kita diingatkan untuk melayani orang yang membutuhkan, dimulai dari yang terdekat dengan kita, yaitu keluarga sendiri. Siapapun yang kita layani sebenarnya seperti melayani Tuhan Yesus sendiri yang tidak dapat kita lihat. Keinginan untuk melayani adalah sebuah anugerah Tuhan yang sungguh indah. Anugerah ini harus diwujudnyatakan dalam perbuatan melayani
sehingga menjadi terang dan berkat bagi setiap orang yang kita layani.
Dalam bacaan Kitab Suci (Yoh 2:1-11) Yesus dan ibu-Nya menganggap perkawinan sebagai sesuatu yang penting. Maria bahkan memberikan perhatian sampai ia sendiri mendorong Anaknya untuk memulai karya di tempat itu. Maria tidak ingin mempermalukan pasangan yang sedang berbahagia, karena itu, Maria mendorong Yesus, Anaknya, untuk membuat mukjizat yang mempunyai arti pertolongan, pembelaan, pening gian, atau penghargaan pada sebuah perkawinan/keluarga.
Pelayanan yang dibuat Maria adalah mendengarkan para pelayan dan mendorong Yesus dengan hati keibuan untuk berbuat sesuatu, Yesus pun mau memulai karya pelayanan dengan membuat mukjizat di tempat itu. Pelayanan yang baik akan membuahkan kebaikan juga, terbukti pemilik pesta dibuat terhormat dengan pelimpahan anggur baru yang lebih lezat dari anggur yang telah dihidangkan.
Maria yang peka melihat sesuatu yang kurang adalah awal dari sikap melayani yang kemudian dilanjutkan dengan berbuat sesuatu. Maria tidak dapat membuat mukjizat namun ia percaya kepada Putra-Nya yang pasti dapat melakukan, inilah sikap iman yang ingin ditunjukkan Maria kepada para murid Yesus.
Kini menjadi pertanyaan bagi diriku sendiri, apakah aku mau terbuka dan dengan hati yang tulus dalam melayani, baik di dalam keluargaku sendiri maupun dalam lingkungan tempat aku berada? Shalom.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |