Bila Ponsel Pintar Tak Otomatis Bikin Kita Pintar

 Sigit Kurniawan  |     6 Aug 2016, 15:37

Paus Fransiskus pernah berpesan kepada keluarga-keluarga Katolik. Katanya, makanlah bersama keluargamu dan bukan bersama ponsel pintarmu. Pesan Paus asal Argentina ini menarik untuk kita renungkan. Pasalnya, fenomena yang terjadi di sekitar kita - atau bahkan kita alami sendiri - memanglah demikian.

Bila Ponsel Pintar Tak Otomatis Bikin Kita Pintar

Kita akui, sejak kehadiran ponsel pintar, dunia seolah menyempit seluas tempe mendoan tersebut. Perhatian kita cukup terkuras habis untuk memandangi layar ponsel pintar kita. Berapa kali perhatian kita bolak-balik menatap layar tersebut, entah untuk melihat pesan, main games, mencari informasi, update status, mengunggah foto di media sosial, dan sebagainya.

Hampir saban hari, kita melihat atau melakukan sendiri, bagaimana kita sering berjalan dengan kepala menduduk sambil mata terus tertancap pada benda "ajaib" tersebut. Momen-momen penting justru sering terlewat. Bahkan, bisa jadi, kita melewatkan saudara atau teman atau kenalan di jalan saat berpapasan karena masing-masing sibuk dengan ponsel pintar kita.

Euforia internet, ponsel pintar, dengan segala tetek-bengeknya itu di satu sisi merupakan merupakan fenomena yang patut disyukuri. Konektivitas yang diusung telah menghubungkan orang-orang. Di sisi lain, konektivitas itu justru menghasilkan diskonektivitas - keterputusan - baru di era sekarang. Ini lebih sering memutuskan hubungan-hubungan yang utama dalam masyarakat modern. Konektivitas saat ini di sisi lain menghadirkan alienasi - keterasingan - dalam hidup manusia-manusia modern.

Apa buktinya? Tidak jarang, misalnya, kehadiran ponsel pintar telah mengubah suasana keluarga modern. Perhatian orangtua kepada anak-anaknya bisa berkurang. Perhatian anak-anak juga terpecah karena lebih senang menggauli gadgetnya. Mereka lebih senang belajar perilaku dari tokoh-tokoh virtual ketimbang sosok ayah maupun ibunya.

Parahnya, kadang kita tak bisa membedakan lagi waktu yang pas untuk main ponsel. Kita lihat di misa minggu, seringkah Anda menemukan orang-orang dalam gereja yang "khusyuk" dengan ponselnya, ketimbang berdoa? Atau, orang tua yang memberi anaknya gadget untuk bermain games di gereja agar tenang saat misa? Atau kita lebih sibuk mencari Pokemon ketimbang Yesus?

Ingat, di depan anak muda, Paus Fransiskus pernah berpesan bahwa kebahagiaan sejati itu bukan seperti aplikasi yang diunduh di ponsel pintar. Yah, kita mungkin perlu sejenak menjauhkan diri dari gadget, lalu masuk dalam keheningan, dan merasakan Tuhan, Sang Sumber Kebahagiaan sejati itu.

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi