Kaum Muda, Bukalah Mata dan Beranilah Bermimpi
Judith Widjaya | 4 Feb 2017, 14:27
Music Ministry adalah komunitas yang anggotanya mempunyai minat di bidang kesenian. Music Ministry berada dibawah Seksi Kepemudaan MBK, dimana saat itu, Bastian Wirawan selaku koordinator bidang kesenian yang mencetuskan ini. Tujuannya supaya anak-anak muda punya wadah untuk melayani di bidang musik. Sejak itu saat itu mulai banyak melayani, dan tahun 2014, Paroki Tomang-MBK diminta untuk mengisi di sebuah acara yang diadakan oleh Lifeteen gabungan.
Beberapa anak muda yang sudah solid dan saling melebur mulai membuka kesempatan kepada anak muda lainnya untuk bergabung dengan minat yang sama. Ternyata respon mereka sangat positif, terbentuklah tiga band, salah satunya dari Antokhia. Hingga sekarang sudah terbentuk lima band yaitu Seraphim of Lord, Cherubim, Zaphiel, Uriel, dan Raziel. Sejak saat itu mulai banyak melayani di pelbagai acara. Salah satunya yang rutin dilayani adalah Lifeteen. "Pernah melayani di Lifeteen MBK tahun 2014, dimana saat itu yang hadir banyak sekali. Tentunya kami senang dan sukacita. Setelah itu ada Café Night," kata Willy Tanujaya selaku Koordinator Music Ministry.
Anggota Music Ministry saat ini ada sekitar 50 orang, dan yang aktif kurang lebih 30 orang. Melayani di Music Ministry membutuhkan komitmen, baik dari latihan, kehadiran, dan sebagainya. Awalnya tidak membuka pendaftaran tapi berdasarkan kenalan dari Bastian, berlanjut ke pertemanan. Lalu teman membawa teman dan seterusnya. "Karena banyaknya anggota saat itu maka diadakan audisi awal tahun 2015. Saat audisi ada 15 orang yang mendaftar, alhasil yang diterima 12 orang, sedangkan sisanya ada kesibukan lain seperti jadwal latihan, bentrok dengan pekerjaan, dan lain-lain," cerita Rendy Stevanus.
Music Ministry juga mempunyai seorang band manager yaitu Sheila dan choir manager yaitu Marisa. Tujuannya supaya searah dan pengaturannya lebih rapi, sehingga tidak tumpang tindih, serta dapat diatur baik jadwal latihan dan sebagainya. "Sebaiknya jika ada acara hubungi Sheila, nanti dia yang akan berkordinasi dengan kami," ujar Rendy.
Music Ministry juga pernah berprestasi di MBK CUP 2014, mendapat juara 1 dan 3, serta pemain terbaik. Pernah melayani di tingkat Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). "Berawal dari kami bermain saat ada kegiatan donor darah. Mungkin karena kami mainnya asyik dan enak sehingga berlanjut lagi. Lalu ada referensi dan akhirnya bermain di KAJ Youth Day. Kami juga pernah bermain di Panti Asuhan Vincentius," ujar Willy.
Untuk pembagian jadwal latihan tidak baku, tapi disesuaikan dengan jadwal para anggotanya, karena mayoritas anggota Music Ministry sudah bekerja semuanya. Biasanya waktu latihan malam hari, baik di hari biasa maupun hari Sabtu. Hari Minggu biasanya dipakai latihan bagi anggota yang masih remaja atau SMP.
Perbedaan Karakter
Untuk menyenangkan semua anggota tidaklah mudah, karena tiap orang mempunyai pandangan masing-masing. "Ada yang bilang musik kami keras, tidak menghayati lagu. Padahal jika dilihat kembali memang format lagunya seperti itu. Hal ini kami bisa maklumi, karena kesukaan orang bermacam-macam. Ada juga orang yang tidak suka dengan permainan kami. Kami menerima dengan lapang dada dan tidak membuat kami minder maupun takut. Inilah proses perkembangan hidup rohani kami. Sehingga pertumbuhan iman kami pun menjadi semakin baik," tutur Willy.
Diakui Rendy, bahwa tidak semua sifat dan karakter tiap personil sama, baik anggota lama maupun baru. "Awalnya mereka merasa canggung, tapi disinilah kita dibentuk bagaimana membuat suasana menjadi menyenangkan. Seiring berjalannya waktu, suasana menjadi cair," timbuh Rendy.
"Kadang kalau sedang lelah bekerja, emosi suka muncul, tapi bukan yang marah-marah maupun ngambekan melainkan bad mood sesaat. Lalu setelah agak tenang, kembali lagi masuk ke ruangan untuk latihan. Hal ini kami sudah maklum dan tidak menjadi kendala bagi kami. Malah kami saling support.
Bagi kami, melayani di Music Ministry itu banyak sukanya, seperti saat kami bermain melihat orang lain larut dalam pujian tersebut, malah ada yang sampai meneteskan airmata. Sungguh kami sangat tersentuh orang lain bisa tersentuh. Apalagi kalau di praise and worship, banyak yang tersentuh," pungkas Rendy.
"Mulanya terasa tidak berat, tapi semakin banyak melayani semakin berat. Bagi saya, semakin banyak anggotanya, salib saya semakin berat. Tapi Puji Tuhan saya punya tim yang saling support, punya satu visi misi, dan hal ini membuat saya tidak terasa berat karena berjalan dengan tujuan yang sama," ucap Willy.
Sukacita Melayani
Banyak suka duka melayani di Music Ministry. "Sempat orang tua saya tidak percaya kalau anaknya sering ke gereja memang untuk latihan maupun pelayanan. Dengan tenangnya saya mengatakan kepada orang tua saya untuk telepon saja kepada teman-teman saya lainnya. Alhasil orang tua saya telepon dan benar ada latihan maupun pelayanan. Wajar jika orang tua merasa curiga, juga waktu kumpul bersama keluarga menjadi berkurang, dan pulang malam. Karena ketika sudah menjadi satu tim dan menghargai sesama tim, maka kita harus berkorban juga untuk pelayanan," aku Willy.
Bagi Willy, salah satu hal positif yaitu harus pintar membagi waktu antara latihan dan pelayanan dengan pekerjaan. Karena semakin banyak yang meminta untuk dilayani, maka waktunya juga akan semakin berkurang. "Dulu saya kalau lihat orang gayanya "lebay" gitu, gak enak banget. Sekarang mau lihat orang dengan gayanya begitu, begini, cuek saja, emang gue pikiran. Saya pun "nakal-nakal" anak muda, sekarang saya berubah banyak. Tentunya sikap ke orang tua saya juga berubah. Salah satunya orang tua saya kaget bisa sampai melayani di gereja. Sejak saat itu saya didukung penuh oleh orang tua saya untuk terus melayani di gereja," tutur Rendy.
Dukungan Paroki
Kami punya mimpi untuk melayani di konser-konser musik di Indonesia, syukur-syukur bisa sampai internasional. Selain melayani di Paroki MBK, kami juga ingin melayani lintas paroki, baik di Dekanat maupun di KAJ. Saya pribadi salut melihat perjuangan kami. Music Ministry yang awalnya bukan siapa-siapa, akhirnya dipercaya oleh paroki, karena hasil kami baik, bermanfaat dan positif. Sehingga paroki memberi kami ruangan untuk kami latihan di Auditorium MBK lantai 2. Selain ruangan, kami juga diberi alat-alat musik untuk menunjang pelayanan kami. Ini semua karena dukungan Dewan Paroki. Kalau tidak didukung Dewan Paroki, kami tidak bisa hingga seperti ini," kata Rendy.
Berjalannya waktu, mereka sudah merasa menjadi sebuah keluarga, keluarga kedua buat mereka. Suka duka dilalui bersama. Di samping itu, untuk menjaga relasi dan keharmonisan antar anggota diadakan fellowship, komsel, ziarah, misa bersama, dan "sense of belonging" ini harus tetap dijaga terus. "Pernah kami diminta untuk melayani di pernikahan Surabaya. Tapi karena transportasi kami yang tanggung, alat-alat juga belum komplit, terpaksa kami membatalkan. Kami pernah bermain di pernikahannya Bastian Wirawan dan Kinara Sudarta, dimana mereka memang anggota Music Ministry," imbuh Rendy.
Banyak anggota yang merasakan perubahan sejak pelayanan di Music Ministry. Karena sudah banyak kenal orang, maka cara bersikap dan bicara yang paling kelihatan perubahannya. Tentunya perubahan ini disambut sukacita oleh anggota lainnya.
Menurut Paus Fransiskus, orang muda adalah jantungnya gereja. "Bagi Orang Muda Katolik (OMK) yang belum melayani, yuk ikut melayani dengan bidang atau minat yang disukai. Di MBK banyak wadah seperti lektor, misdinar, OMK lingkungan, dan lain-lain. Mulailah dari yang kecil dahulu, karena kontribusi sekecil apapun sangat dibutuhkan," pesannya.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |