Spiritualitas Elia, Nabi Besar

  31 Jul 2011, 09:50

Nabi Elia (Ibrani: Eliyahu yang berarti Tuhan adalah Allahku atau Yahweh Tuhan) adalah nabi kerajaan Samaria semasa Ahab (abad 9 SM). Kisahnya dapat dibaca di 1 Raja-Raja dan 2 Raja-Raja. Dalam peristiwa transfigurasi Yesus, Elia dipandang sebagai saksi para nabi dan Musa saksi hukum Ilahi bahwa Yesus adalah Anak Allah. Berlainan dengan tarekat lain Ordo Karmel yang bermula dari sekelompok peziarah pertapa di gunung Karmel yang meneladan spritualitas nabi Elia sebagai inspirator. Ordo inimemiliki pendiri definitif. Kata Ibrani Kerem El yang menjadi Karmel berarti kebun anggur Allah. Aturan dan kebiasaan hidup membiara pertapa gunung Karmel ini yang dibawa St. Brokardus ke uskup Yerusalem St. Albertus untuk ditetapkan sebagai regula atau tata tertib Ordo Karmel (1209), diperbaharui Yohanes dari Salib untuk rahib pria dan St. Teresia dari Avila untuk wanita rubiah.

Ada Karmelit berkasut (O.Carm) yang menerapkan aturan lebih terbuka dan Karmelit tak berkasut (OCD) dengan aturan kontemplatif ketat. Namun keduanya berusaha hidup di hadirat Allah seperti nabi Elia. Semangat ini terlihat misalnya pada lambang ordo OCD di mana ada tulisan perkataan nabi Elia: "Zelo Zelatus Sum, Pro Domino Deo Exercituum" (Aku bekerja segiat-giatnya, bagi Tuhan, Allah semesta alam (1 Raj. 19: 10). Tuhan membalas kesetiaan nabi Elia dengan memeliharanya, mengirim roti dan daging setiap pagi dan petang melalui seekor burung gagak saat kemarau panjang dan kelaparan. Saat sungai Kerit kering, ia disuruh Tuhan untuk pergi ke Sarfat. Disana Tuhan sudah mempersiapkan seorang janda miskin memberi makan bagi Elia.

Nabi Elia mengalami pemeliharaan secara adi kodrati yang juga akan dialami oleh setiap orang yang setia bergiat di jalan Tuhan.Kepada Ahab yang menikah dengan Izebel putri raja Sidon yang kafir dan ikut menyembah dewa Baal, Elia diberi kuasa Tuhan menghukum tiada embun atau hujan akan turun di negerinya hingga tahun ketiga. Saat anak perempuan rumah tumpangannya meninggal, dengan kuasa Tuhan Elia menghidupkannya (1 Raj.17). Setelah tiba saatnya, nabi Elia menantang Ahab dan Izebel dalam suatu kontes untuk membuktikan apakah Baal atau Tuhan itu Allah. Melawan 450 nabi Baal Elia menantang mereka memanggil nama Allah masing masing untuk menurunkan api atas lembu yang ditaruh di atas kayu api.

Ketika ke 450 nabi Baal gagal, Elia menaruh lembu atas mezbah 12 batu menurut jumlah suku keturunan Yakub, menyiram lembu atas kayu dengan empat buyung air penuh hingga tiga kali, serta parit yang mengelilinginya penuh air. Tuhan menjawab panggilannya dengan menurunkan api menyambar habis korban bakaran, bahkan air dalam parit hingga habis.

Ketakutan akan ancaman Izebel membunuhnya, Elia lari, meninggalkan bujangnya di Bersyeba - Yehuda dan masuk sendiri ke padang gurun. Saat frustasi, putus asa dan depresi tidur dibawah pohon ara, Tuhan melalui malaikat membangunkan semangatnya, menyediakan roti bakar dan air hingga mampu berjalan 40 hari 40 malam sampai ke gunung Horeb dimana Allah menyatakan dirinya, memampukannya mengurapi Hazael menjadi raja Aram, Yehu menjadi raja Israel dan Elisa sebagai nabi penggantinya serta 7000 orang di Israel yang tidak menyembah Baal (1 Raj. 19).

Spiritualitas Doa, Persaudaraan dan Kenabian nabi Elia ini merupakan semangat karmelit awali hingga kini. Semoga bila putus asa, seperti nabi Elia kita mengatasinya dengan: 1) mengistirahatkan jasmani kita (1 Raj. 19: 5-8), 2) menyampaikan kesulitan kita pada Tuhan (1 Raj. 19: 9,13), 3) mengenali manifestasi Tuhan dengan cara lain.

(Ansano Widagdyo - Ratu Damai 4; dari berbagai sumber)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi