Membangun Budaya Kasih Kembali Ke Nazareth
3 Jan 2013, 10:42
Berbeda dengan tahun tahun lalu, selama Advent 2012 Komisi Kerasulan Keluarga KAJ mengajak kita semua "pulang" kembali dan merenungkan bagaimana melakukan tindakan yang semakin mengarahkan kehidupan keluarga bersama pada hidup dan relasi berlandaskan budaya kasih, saling memberkati seperti Keluarga Kudus di Nazareth. Sesuai iman kita semua aktivitas dan hubungan dalam keluarga serta antar manusia sepatutnya berlandaskan cinta kasih untuk memampukan kita menghadapi carut marut kehidupan dewasa ini.
Acapkali kita tersilaukan pengarahan dan pemikiran pakar pakar yang sekalipun mengaku murid Kristus "melupakan" pengutamaan budaya kasih ini dalam slogan slogan khas mereka. Bukankah logis bahwa orang tua hanya mengizinkan anaknya, khususnya anak gadisnya menikahdengan seseorang yang menguntungkannya sebagai dasar memulai keluarga yang ideal. Kriteria calon pasangan yang mengasihi dan penuhtekad berusaha serta bekerja mempertahankannya seumur hidup "hingga maut memisahkannya" kalah dengankriteria calon yang saat ini telah mapan, sekalipun keluarga yang hanya dilandasi konsep menang-menang sulit langgeng lestari. Pemberian sesuatu dalam relasi senantiasa didasari tekad mendapatkan sesuatu kembali atau sedapat mungkin lebih besarlagi. Tak ada kasih terlibat didalamnya.
Persaudaraan dan pelayanan kasihyang mengatasi keterbatasan konsepmenang-menang dimulai dan dibangundalam keluarga. Tetapi "success is myright" berulang-ulang dipertegas pakarmotivasi Andrie Wongso. Demi"sukses" ayah dan ibu acap melupakan makna kehidupannya serta keinginan terdalam anak-anak yang menginginkan sharing kehadiran orang tua dan kasih mereka. Apakah "kebahagiaan" bukan merupakan faktor yang lebih utama - dan yang tak mungkin tercapai tanpa membangun budaya kasih? Saat pu-tra/putri kita anggap "mabelelo", kita melupakan pelajaran Keluarga Kudus saat cemas mencari menegur Yesus di Bait Allah dan memperoleh jawaban "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada dalam rumah Bapa-Ku?" (Lukas 2: 49). Apakah ada hal hal yang belum disharingkan, dilakukan antar ortu, anak-ortu dan timbal baliknya, karena tiadanya waktu dan kesempatan atau usaha untuk merenungkan seperti dilakukan Maria atau melakukannya seperti Keluarga Kudus di Nazareth agar anak anak bertambah besar dan hikmatnya dalam asuhan kita.
Memberi kasih dalam keluarga atau sesama, apalagi bila memperoleh tanggapan penuh sukacita, sebenarnya telah mendapatkan kebahagiaan tiada taranya. Bukankah dengan demikian bukan hanya "sukses", namun juga kebahagiaan dihasilkan baik bagi me-reka yang dilayani maupun mereka yang melayani meneladan kasih Keluarga Kudus Nazareth.
Berbahagialah setiap keluarga yang atas landasan iman yang teguh, dalam untung dan malang senantiasa membudayakan budaya kasih kembali ke semangat Nazareth.
(Ansano Widagdyo
- Ratu Damai 4)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |