Pesan Kematian Santo Yohanes Pembaptis
28 Aug 2011, 07:02
Peristiwa kematian tragis Yohanes Pembaptis, bentara Kristus dalam perannya mempersiapkan umat menyambut Kristus dalam hidup pertobatan tidaklah asing. Seperti nabi Elia yang menunjukkan siapa Allah Yahwe ia menunjuk Yesus dan berkata: "...Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh. 1: 29) dan seperti nabi Yesaya ia berseru: "....Luruskanlah jalan Tuhan! (Yoh.1: 23). " Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" seru Yohanes Pembaptis di gurun Yudea (Mat.3: 2). Teguran Yohanes kepada raja Herodes untuk bertobat karena memperistri Herodias, istri Filipus, saudaranya secara tidak sah berbuah dicampakkannya dalam penjara.
Memanfaatkan pesta HUT Raja Herodes, Herodias menyuruh putrinya menari di hadapan para tamu. Terpesona oleh tarian menawan, Herodes yang mulai mabuk bersumpah: ".....Apa saja yang kauminta, akan kuberikan kepadamu, sekalipun separuh dari kerajaanku" (Mrk 6: 23). Tak tahu apa yang harus diminta, atas hasutan ibunya Herodias, gadis itu berkata: ".... Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam" (Mat.14: 8)
Rupanya dendam kesumat Herodias tak cukup dipadamkan bahkan dengan setengah kerajaan. Herodes tak mau kehilangan gengsi. Padahal sebagai raja ia bisa saja membatalkan janji bila keliru, cukup dengan minta maaf. Atau menegur Herodias karena telah meminjam tangan raja untuk mewjudkan maksud jahatnya. Tetapi dengan serba cepat - demi gengsi, Herodes memutuskan memenggal kepala Yohanes yang dihormatinya tanpa sebab.
Memang acapkali: " Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya" (Amsal 18: 21). Itu kan dulu, saat kehidupan orang Farisi dan Saduki ditegur Yohanes Pembaptis di tepi sungai Yordan sebagai " keturunan ular beludak" (Mat. 3: 7), bukan untuk kita orang beriman. Tetapi tidakkah di kalangan orang beriman masa kini masih ada yang "demi" memiliki kekuasaan dan fasilitasnya bersedia melakukan perbuatan melawan imannya, mudah "sesumbar" memberi janji tanpa dipikir dulu dapat dilaksanakan atau tidak - tersulut emosi seperti Herodes atau ikut hanyut dalam ketidak beresan prilaku hidup karena "ora melu edan ora keduman".
Sekalipun bukan padanan yang tepat saya jadi teringat Sawito sang "Ratu Adil" petapa gunung Muria & Lawu bersama 10 kakek termasuk 2 mantan duta besar antara lain Van Gennep yang berhasil membujuk tokoh terkenal termasuk Bung Hatta, Hamka dan uskup Katolik menyerukan "pertobatan" Suharto dari Ciawi dengan naskah Menuju Keselamatan - dengan hasil diinterogasi dan masuk penjara bertahun-tahun.
Ditengah masyarakat "kurang beres" Yohanes Pembaptis tetap tegar mengumandangkan kebenaran dan tidak tinggal diam ketika dosa dan ketidakadilan terjadi. Bersediakah aku seperti pesan kematian Yohanes juga membayar harga untuk hidup dalam kebenaran, mengundang orang banyak bertobat, karena kebahagiaan sejati berasal dari Tuhan? Relik kepala Yohanes kini berada di Gereja San Silvestro di Capite Roma. Keteladanan mutlak dalam pewarisan nilai nilai Kristiani.
Wariskan kesetiaan mengasihi Allah sampai akhir hayat dan tidak menyia-nyiakan anugerah keselamatan Allah dengan tetap taat dan setia pada misi pengutusan kita.
(Ansano Widagdyo, Ratu Damai 4)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |