Terang Itu Adalah Tuhan - Refleksi atas Dekorasi dan Tema Natal 2011

  22 Dec 2011, 16:52

Setiap tahun diakhiri dengan seputar perayaan Natal. Bahkan Natal dinanti-nanti seluruh umat di dunia. Begitu pula Natal tahun 2011 ini. Kemeriahan Natal sudah terasa di benak kita sebelum pestanya sendiri tiba. Ini tampak dari berbagai persiapan yang sedang dan akan dilakukan.

Terang Itu Adalah Tuhan - Refleksi atas Dekorasi dan Tema Natal 2011

Inilah yang kurang lebih juga dialami oleh Panitia Natal 2011. Panitia Natal 2011 mengalami suasana hari-hari yang sangat mendebarkan. Mengapa? Sebab Panitia Natal sebelumnya (2010) sudah menyajikan hiasan natal yang terbaik. Maka pertanyaan yang muncul gereja mau dihias dengan apalagi? Pertanyaan ini sekaligus merupakan kegelapan yang sedang dialami oleh Panitia khususnya bagian dekorasi Gua Natal. Dalam situasi itu tiba-tiba diumumkan tema Natal 2011: Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar.

Kemunculan tema ini sungguh ini memberikan bahan permenungan sekaligus seberkas titik terang, ya sebuah titik terang yang menguatkan kami. Tema Natal itulah yang memberikan inspirasi bagi Panitia untuk membuat model dan bentuk dekorasi Natal yang diharapkan mampu mengekspresikan secara visual dalam bentuk dekorasi Natal. Dalam kesempatan ini kami ingin memberikan bahan refleksi dekorasi Natal dalam kacamata atau terang tema Natal 2011 yang kami uraikan sebagai berikut:

Dimulai dengan bangsa-bangsa yang berjalan dalam kegelapan..... Secara diakronis atau tembus waktu pada masa itu bangsa Yahudi sedang mengalami krisis atau kegelapan yakni tidak atau beum adanya seorang pemimpin yang mampu membawa bangsa Israel keluar dari kesengsaraan dan penindasan. Mereka telah begitu lama menderita, ya sungguh gelap seperti malam yang gelap. Apa yang dialami Israel sebena rnya juga dialami dunia dewasa ini. Kalau kita mengamati secara jeli dunia dewasa ini pun juga mengalami kegelapan dalam segala aspek. Gambaran bangsa-bangsa yang mengalami kegelapan ini diekspresikan dengan suasana keseluruhan dekorasi dan secara khusus gua ditampilkan dengan nuasa serba kelam dan hitam.

Dalam bentangan kegelapan itu di langit ada banyak bintang namun cahayanya tidak kuat dan tidak mampu mengubah kegepalan itu menjadi terang. Walau tidak mampu memberikan terang bintang-bintang itu mampu memberikan keindahan tersendiri. Di antara bintang itu ada satu bintang besar yang berada di atas kandang yang membimbing para majus menemukan Sang Terang yakni Yesus. Dalam kegelapan itu ternyata masih ada harapan yang ditandai oleh hadirnya bintang-bintang bahkan bin tang yang besar. Maknanya: bisa jadi kita atau dunia mengalami kegelapan, namun senantiasa secercah harapan yang diekspresikan oleh bintang-bintang atau harapan yang akan mempertemu kan dengan Tuhan SangTerang, seperti dialami oleh para majus.

Dalam dunia ada sebuah gua yang serba hitam dan gelap. Di dalam gua juga gelap dan suram. Semakin dalam semakin gelap sampai akhirnya men emukan satu cahaya yang terang yang berasal dari palungan yakni bayi Yesus. Dan itulah yang seringkali dialami oleh hati banyak orang yang diliputi kegela pan, putus asa dsb. Namun jika manusia terus mau masuk ke dalam kegelapan hatinya ia akan menemukan terang dalam nuraninya yang terdalam. Untuk bisa menemukan Sang Terang kita harus mengarahkan pandangan atau bisa berbalik badan dan mengarahkan hati kepada Sang Terang. Hati yang berbalik atau bertobat dan mengarah pada Tuhan akan menemukan sang Sumber Terang yakni Kristus. Maukah kita masuk ke dasar kegelapan hati dan bertobat untuk menemukan Allah sang Sumber Terang?

Bayi Yesus berbaring di atas palungan, dari palungan iilah terangnya melebar ke seluruh dunia. Palungan berben tuk semacam "piala" dan di dalamnya ada bayi Yesus yang menjadi harapan seluruh dunia untuk mengusir kegelapan dunia. Piala adalah symbol Ekaristi yang kalau kita renungkan dan hayati mampu mengusir kegalapan hati kita. Mengapa? Karena dalam ekaristi sebenarnya kita menerima Yesus sendiri sang Sumber Terang yang mampu mengusir kegela pan hati kita.

Selain itu gembala dan orang-orang Majus melihat terang di timur di malam hari yang gelap mereka mendapati kandang Betlehem dan mendapati terang dalam gua itu. Orang Majus adalah symbol dari bangsa-bangsa yang berjalan dalam kegelapan. Mereka mau mengikuti bimbingan bintang melam bangkan sikap keterbukaan. Sikap inilah yang menjadi dasar bagi mereka untuk dapat menemukan Kristus sang Sum ber terang. Jika kita ingin menemukan Kristus sang Sumber Terang, maka sikap keterbukaan dan mau mengikuti bimbingan bintang adalah yang harus kita miliki. Natal bisa jadi tetap kita rayakan namun hati kita tetap berada dalam kegelapan manakala kita tidak memiliki keterbukaan hati untuk dapat menemukan Terang itu. Kita bisa jadi akan bersorak-sorai dalam kehampaan dan kegelapan hati. Namun jika kita memiliki keterbukaan dan sikap tobat dan menemukan Terang kita akan mampu, kita bersorak-sorai, bersyukur karena tanda-tanda kasih Allah yang telah dinyatakan di Betlehem, yaitu terang yang luar biasa, terang yang mengusir kegelapan bangsa-bangsa.

Memang harus diakui bahwa Kata Natal yang berarti lahir tidak dapat dijabarkan dalam bentuk symbol dalam rancangan gua ini. Tetapi sekurang kurangnya bentuk dan nuansa dekorasi Natal pada tahun ini mencoba untuk mengekpresi kan beberapa makna. Selanjutnya per menungan dan refleksi pribadi tentunya tetap diharapkan dari setiap umat yang ingin memaknai lebih dalam.

Akhir kata kami mengucapkan Selamat Natal 2011 dan menyongsong Tahun Baru 2012. Semoga cahaya Sang Terang mengusir kegelapan hati kita.

Panitia Natal 2011, digubah oleh Romo Heri O.Carm

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi