Mengasihi dengan Sederhana

  22 Dec 2011, 05:16

Apa yang kita lakukan untuk saudara kita yang paling hina sekalipun, artinya kita melakukan untuk Yesus (Matius 25: 40)

Mengasihi dengan Sederhana

Bulan Oktober yang lalu, publik dibuat tersentak oleh kejadian yang menimpa seorang balita. Yue Yue, nama balita asal Cina berusia dua tahun yang pada bulan Oktober lalu tertabrak dan tergilas mobil sebanyak dua kali dan pada akhirnya meninggal dunia ini telah memicu kemarahan global. Pasalnya, insiden yang terekam dalam CCTV di sebuah jalan di Foshan, Propinsi Guangdong, China Oktober lalu menggambarkan betapa memilukannya peristiwa yang menimpa Yue Yue. Balita ini menjadi korban kecelakaan lalu lintas, dan tak ada satupun orang yang melintas di jalan itu menolong dirinya. 18 orang yang melintas disekitar tempat kejadian, baik yang berjalan kaki, bersepeda, maupun bermobil membiarkan balita itu tergeletak bersimbah darah. Mereka sama sekali tak tergerak untuk menolongnya. Baru orang ke-19 lah yang mau menolong, yakni Chen Xianmei, seorang wanita tua yang kesehariannya bekerja sebagai pemulung jalanan. Ia datang mengampiri bocah kecil itu dan meminggirkan tubuhnya serta meminta pertolongan.

Peristiwa nyata di atas membuat saya bertanya, apakah saat ini tengah terjadi degradasi moral, apakah orang-orang mulai apatis, sudah langkakah sosok "orang Samaria yang baik hati" di belahan dunia ini? Dalam kehidupan nyata, sering kali kita tak ubahnya dengan ke-18 orang yang terekam dalam CCTV. Kita cenderung egois, cuek, tidak ingin mengambil resiko dan pada akhirnya hanya menjadi penonton setia dari ketidak berdayaan seperti peristiwa Yue Yue di atas. Namun beda halnya dengan Chen Xianmei, wanita tua yang memutuskan untuk menolong Yue Yue. Dengan segala keterbatasan dan ketidak punyaannya, ia memutuskan untuk segera menolong Yue Yue. "Saya hanya melakukan hal yang sederhana," ucapnya, seperti yang saya baca dalam sebuah berita. Atas tindakan tulusnya tersebut, Chen pun memperoleh sejumlah imbalan. Imbalan tersebut ia langsung donasikan untuk perawatan Yue Yue di rumah sakit. Ironis bukan? Seorang pemulung yang identik dengan image-nya yang kumuh, miskin, jorok, kotor, namun dapat melakukan hal seperti yang dilakukan oleh orang Samaria yang baik hati?

Seperti halnya Chen, kita sebagai pengikut Kristus dituntut untuk memiliki buah-buah yang baik, agar kita tidak berakhir ke dalam api. Sekedar menjadi orang Kristen belum cukup. Sebagai pelayan dan hamba Tuhan belum cukup. Imam dan orang Lewi adalah hamba-hamba Tuhan, mereka tidak menunjukkan buah yang baik. Pohon yang baik haruslah menghasilkan buah-buah yang baik. Jika orang Samaria bisa menunjukkan belas kasih, alangkah keterlaluannya jika kita tidak mampu melakukan itu. Padahal inti dasar utama kekristenan adalah kasih. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."(Lukas 10: 27). Apa yang kita lakukan untuk saudara kita yang paling hina sekalipun, artinya kita melakukannya untuk Yesus. (Matius 25: 40). Yesus juga mengingatkan demikian: "Jawabnya: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian." (Lukas 3: 11).

Mengasihi sesama manusia, seperti diri sendiri, tanpa memandang suku, ras, agama, budaya, golongan, itulah yang diajarkan Kristus. Bukan hanya tidak boleh membenci, tapi malah kita harus siap menolong siapapun yang kekurangan dan menderita, tanpa pandang bulu, semampu kita. Rajin ke gereja, rajin memberikan kolekte, menjadi hamba Tuhan itu baik, rajin membaca Alkitab itu baik, rajin berdoa itu baik, namun yang terpenting adalah bagaimana kita mengamalkan itu semua dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu jalannya adalah dengan siap menolong siapapun disekitar kita yang membutuhkan, apapun latar belakangnya.

Yesus menunjukkan bahwa kenyang memahami isi Alkitab tidak menjamin orang akan mampu mengasihi sesama. Malah banyak orang yang kemudian menyombongkan diri dan merasa lebih rohani dibanding yang lain. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa kata mengasihi "sesama" itu sangat luas. Bukan hanya kepada sahabat- sahabat, atau saudara seiman saja, tapi tanpa perbedaan latar belakang, layak atau tidak, teman atau musuh sekalipun, mereka semua haruslah kita kasihi. Terasa berat? Itu mungkin yang dirasakan imam dan orang Lewi, namun tidak bagi orang Samaria. Jika orang Samaria saja sanggup, mengapa kita tidak?

Aria Sankhyaadi

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi