Surat Keluarga Februari 2013

  21 Feb 2013, 23:58

KOMISI KERASULAN KELUARGAKEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Gedung Karya Pastoral, Jl. Katedral no. 7,Jakarta 10710 021.3519193,  021.3855752Surat Keluarga Fabruari 2013

Bela rasa dalam KeluargaSelalu saja ada yang terlupakanAda yang dianggap bisa segalanya dan diabaikanAda yang dianggap tidak ada karena tak punya apa-apaAda yang merasa begitu karena terlalu banyak diperhatikanSiapakah yang paling kita perhatikan?Apakah yang paling hebat atau yang terpinggirkan?

Para keluarga di Jakarta, setiaporangtua yang ditanya tentang cinta kasih akan berkata, "Aku mencintai anak-anakku semua sama rata, tidak ada yang kuperhatikan lebih dan kurang." Hampir semua menegaskan keadilan kasih ini di antara orang yang dikasihi dalam keluarga. Tetapi dari beberapa pengakuan, beberapa anak merasa dilupakan dan kurang mendapat perhatian. Mengapa demikian?

Kasih sayang setiap orangtua adalah kasih sayang manusia yang selalu terbatas dan mempunyai kekurangan. Orangtua mencintai justru dari ketidaktahuannya tentang keadilan yang penting bagi perkembangan jiwa anak-anaknya.

Seorang anak yang mendapat perhatian lebih, barangkali akan merasa terlalu disayang dan hilang kemampuan mengenai mana yang benar dan salah. Yang berkekurangan perhatian dan kasih, sebaliknya, akan mengalami kehausan dan perasaan diabaikan.

Apakah mungkin mengasihi dalam keluarga bisa adil? Apakah mungkin kita membagi rata perhatian kita pada semuaa nggota keluarga? Ataukah kita lebih suka memberikan semua itu kepada mereka yang saya sukai? Keluarga yang terkasih, dalam rangka APP 2013 ini, kita diajak untuk berbagi dengan adil dan berbela rasa pada mereka yang lebih menderita. Cara yang barangkali bisa kita terapkan dalam keluarga adalah adil dalam memberi perhatian dan kasih.

Sejak kecil kita dilatih untuk memilih dan memperhatikan dan berteman, dan bermain dengan mereka yang kita sukai. Kita belajar untuk menghindari mereka yang kurang menguntungkan dan kurang "bermanfaat" bagi kita. Kita sungguh telah belajar mengambil keuntungan dari setiap hubungan dengan temanteman.

Hal ini mempengaruhi cara kita mengasihi mereka yang tinggal bersama kita.

Banyak kasus dimana seorang anak mengalami luka batin yang mendalam karena kurang kasih dan kurang cinta. Mereka mungkin mengalami juga kelumpuhan dalam relasi dengan pasangan hidup dan keluarganya. Pengalaman tumpukan luka ini bisa menjadisemacam "dosa keluarga" yang seolah-olah diturunkan dari generasi kegenerasi. Sebagai orang beriman, kita harus mulai menghentikannya. Kita harus berusaha memperhatikan mereka yang paling lemah yang paling membutuhkan perhatian.

Memberi perhatian tidak sama dengan secara berlebihan menghabiskan perhatian untuk satu orang dan mengabaikan yang lain. Secara wajar setiap anggota keluarga harus mendapat perhatian dan kasih sayang. Untuk ini diperlukan suatu kesadaran akan perlunya rahmat kesadaran yang didasarkan dari cinta kasih yang tulus.

Dalam semangat persaudaraan, seluruh gerak Keuskupan Agung Jakarta mengajak kita juga untuk mengembangkan semangat bela rasa. Cobalah menerapkannya lebih dahulu di dalam rumah kita. Singkirkanlah penghalang usaha kasih diantara kita. Berikanlah waktu kepada anak yang paling dipinggirkan, yang paling kurang berprestasi, yang "tidak hebat", dan yang kurang membanggakan bagi Anda. Barangkali, dengan kasih yang baru dan bela rasa yang tulus, anak Anda akan bertumbuh dan berkembang.

Kebanyakan permasalahan dalam keluarga berasal dari hubungan yang tidak harmonis dan kekurangan kasih sayang. Jangan biarkan masalah datang dalam keluarga Anda hanya karena anak-anak kurang perhatian. Mulailah memberi kata-kata peneguhan, sentuhan fisik, hadiah, penghargaan, waktu yang cukup untuk anak-anak kita, dan terutama menyampaikan pesan bahwa mereka juga berharga.

Kalau anak-anak atau anggota keluarga kita merasa dirinya berharga, kemungkinan untuk berkembang akan semakin tinggi. Anak-anak yang tahu bahwa kehadirannya dikehendaki, akan lebih percaya diri dan termotivasi untuk memberikan diri yang terbaik. Jangan lupa, semua orang membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Bimbinglah mereka agar kelak mereka juga turut membanggakan Anda.

Diawal masa tobat, Aksi Puasa Pembangungan (APP) dan sekaligus di bulan kasih sayang ini, saya ingin mengajak Anda sekalian merasakan keindahan hidup keluarga Anda. Betapapun sulitnya membangun komunikasi; bagaimanapun jauhnya kita dengan orang-orang yang seharusnya kita kasihi, selalu ada kemungkinan perbaikan. Percayalah kepada Tuhan. Pengharapan akan membuat kita tahan uji dan makin beriman kepada-Nya. Berusahalah meraih hati mereka lagi, supaya Anda bangkit bersama Kristus di hari Paskah yang akan datang. Inilah aksi puasa pembangunan di rumah kita.

Selamat menjalankan puasa dan pantang. Mulailah dengan pengharapan dan ajaklah seluruh keluarga juga mengharapkan kebaikan bagi sesama yang lain. Berikan hati dan kasih yang tulus melalui usaha yang nyata dalam APP tahun ini.Semoga semakin banyak orang terberkati, mulai dari keluarga kita dulu. Semoga Allah memberkati usaha dan niat baik kita. Amin.

Salam Keluarga Kudus

Rm. Alexander Erwin Santoso MSF

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi