Percik Prapaskah (3) Jerusalem

  21 Feb 2013, 00:14

Jerusalem! Kota yang penuh kisah. Kisah tentang kasih. Dan kisah tentang darah. Kasih, karena dari sanalah asal agama Yahudi dan Kristen, dan juga memiliki arti penting bagi Islam, yang pesan inti ketiga agama itu ialah kasih. Darah, sebab di sanalah darah tak henti bersimbah, karena perebutan tanah dan wilayah. "Tak ada tempat di bumi ini yang dapat memberikan kasih, kebencian dan gairah sekaligus selain Jerusalem," tulis Trias Kuncahyono.

Jerusalem! Kota darah! Di sana para nabi menumpahkan darah. "Jerusalem, Jerusalem. Engkau membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu." Demikian kata Yesus pada suatu kali. Mengapa Jerusalem membunuh nabi-nabi? Barangkali karena Jerusalem ingin mendekap kasih dan kekerasan sekaligus. Ironis memang! Tapi itulah manusia: selalu merindukan kasih dan kedamaian, tetapi juga menyukai kekerasan dan perang. Itulah penyebab darah tak henti bersimbah di bumi ini, seperti di Jerusalem.

Bagi Yesus, Jerusalem merupakan kota penderitaan dan salib. Berkalikali ia berbicara kepada para murid-Nya bahwa Ia akan menggenapi segala yang tertulis di Jerusalem. Dalam Injil hari ini, Musa dan Elia menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara dengan Yesus. Mereka berbicara tentang tujuan kepergian Yesus ke Jerusalem. Mengapa Musa dan Elia datang dan berbicara tentang kepergian Yesus ke Jerusalem?

Kepergian Yesus ke Jerusalem adalah kepergian untuk menyongsong penderitaan. Musa dan Elia adalah dua tokoh surgawi yang telah mengalami banyak penderitaan selama hidupnya di dunia. Musa menderita karena membimbing umatnya keluar dari perbudakan Mesir. Elia menderita karena membimbing umatnya supaya setia kepada Allah. Kedua tokoh itu menderita karena imannya kepada Allah dan demi umat yang mereka bimbing. Penderitaan itu mengantar mereka ke surga. Maka setelah menjadi penghuni surga, mereka berkompeten untuk berbicara tentang penderitaan kepada Yesus.

Jerusalem! Kota sengsara dan salib! Di sanalah Yesus menderita sengsara dan akhirnya disalibkan. Yesus tidak takut. Dia menyongsong sengsara dan salib itu, mendekap Jerusalem. Perjalanan-Nya ke sana akan berakhir pada kematian di salib. Tapi kematian di salib itu adalah peristiwa ilahi. "Supaya genaplah yang tertulis!" Musa dan Elia, yang datang dari keilahian, memberi kesaksian tentangnya.

Jerusalem, penderitaan dan salib. Kita juga mempunyai Jerusalem kita masing-masing. Kita memiliki penderitaan dan salib kita masing-masing. Di tengah dunia yang menawarkan kesuksesan, tak mudah memaknai salib. Tak mudah memaknai Jerusalem kita. Tapi ketika kita memilih untuk mengikuti Yang Disalibkan itu, tak ada alasan untuk menolak salib, menolak Jerusalem. Salib adalah konsekuensi. Masa Prapaskah ini merupakan masa untuk memaknai salib hidup kita masing-masing, masa untuk semakin mengimani Dia Yang Disalibkan itu.

(Lamtarida Simbolon, O.Carm)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi