Mari Lebih Bijak Menghasilkan Dan Menangani Sampah

  21 Feb 2013, 00:01

21 Februari lalu adalah hari Peduli Sampah Nasional.

Mari Lebih Bijak Menghasilkan Dan Menangani Sampah

Pada 21 Februari 2005 tumpukan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Sampah) Leuwigajah longsor dan menimpa 137 rumah termasuk

143 orang. Tanggal tragedy ini dicanangkan menjadi Hari Peduli Sampang Nasional.

Sampah merupakan material sisa yang tidak diperlukan lagi, karenanya dibuang. Pembuangan yang pada masa lalu merupakan hal sepele, sekarang menjadi problem, karena jenis dan volumenya yang makin besar menjadi beban dan menimbulkan bencana.

Di tempat pembuangan sampah membusuk, atau menggunung merampas tempat manusia. Dapat juga dibawa air, angin tersebar kemanamana. Karena itu pembuangan sampah harus dilakukan dengan benar sehingga aman.

Alam mempunyai mekanisme pembusukan yang mengurai sampah sehingga hancur, namun proses penghancuran ini sekarang tidak cukup cepat mengimbangi pertambahan sampah. Apalagi adanya penemuan modern yang tidak mudah membusuk atau hancur seperti jenis-jenis plastic yang pemakaiannya makin meluas. Bila kita tidak mengendalikan pemakaian - termasuk pembuangan barang- barang plastik ini, kehidupan dibumi akan terganggu.

Banyak wacana diutarakan, dicoba, namun ternyata masih sangat kurang terlihat hasilnya, karena tidak banyak yang mau peduli. Hal ini banyak diungkapkan waktu banjir besar melanda Jakarta bulan lalu. Banyak penyesalan dan perandaian kalau kali tidak jadi tempat sampah besar.

Nyaris 7000 ton sampah tiap hari dihasilkan oleh penduduk Jakarta.

Jumlah yang tidak main-main. Dalam setahun volume sampah Jakarta setara dengan 200 candi Borobudur. Tempat lain tidak banyak berbeda.

Plastik tidak lapuk atau hancur dalam 10 abad. Andaikan jumlah plastik yang ada di sampah itu 1% saja, tiap hari ada 70 ton sampah plastik yang akan menguasai bumi dalam 1000 tahun. Bila hal ini terjadi dalam 1000 tahun tanpa tindakan apa-apa, Jakarta akan dipenuhi oleh gundukan sampah plastik sebesar 2000 candi Borobudur.

Kalau kandungan plastik di dalam sampah Jakarta 2% besarannya tentu dua kali lipatnya.

Halaman ini tidak cukup untuk menguraikan mudaratnya penanganan sampah sembarangan termasuk pemakaian plastik tanpa kendali, namun yang penting adalah kesadaran dan kesungguhan kita untuk merubah kebiasaan memakainya.

Dalam masa APP ini Gereja KAJ mengajak kita semua untuk ambil bagian dalam Gerakan PANTIKFOAM - yaitu gerakan yang mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian kemasan/kantong plastik atau kemasan Styrofoam. Bisa kita mulai dengan membawa kantong atau wadah sendiri bila berbelanja dan membawa botol minum yang dipakai berulang-ulang.

Tindakan nyata mutlak perlu! Perubahan tidak akan terjadi kalau kita tidak berubah juga.

(Rob. Purnomo)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi