Menimba Pesan Rohani Ramadhan dan Idhul Fitri

  21 Aug 2011, 15:49

Minggu lalu malam-malam saya menelpon seorang Muslim yang terbilang muda usia. Ia lulusan Madrasah, lalu sekolah di perguruan tinggi, berwawasan cukup luas dan berpikiran maju."Saya mau tulis artikel untuk buletin paroki kami, tentang Puasa Ramadhan dan Idhul Fitri. Bisa nanya-nanya dikit?," kata saya. Oke-oke, kata dia.

Menimba Pesan Rohani Ramadhan dan Idhul Fitri

Sayang sekali! Baru mulai ngobrol ia sudah dijemput pergi ke mesjid. Pembicaraan telepon pun diakhiri. Di mesjid malam itu ia akan berbicara kepada kaum muda kelurahan di daerah Pondok Indah. Ia cukup dikenal kaum muda walaupun baru di tingkat kelurahan/kecamatan.

Dalam pembicaraan dengannya, ia sempat bertanya: "Orang katolik kan juga berpuasa. Ada buka puasa katolik nggak? Terus di Katolik ada Paskah kan?"

Bagi dia jawaban bisa praktis saja: Orang Katolik tidak perlu buka puasa (baik di rumah sendiri dan di tempat-tempat lain) karena puasa orang Katolik sepanjang hari jauh lebih ringan dari Puasa Ramadhan.

Coba lihat puasa Ramadhan. Supaya tidak batal orang-orang Muslim wajib menahan diri sepanjang hari selama bulan Ramadhan antara lain tidak makan, tidak minum, tidak merokok, tidak muntah dengan sengaja, dan tidak berhubungan badan. Kalau gagal maka puasanya batal. Puasa juga batal kalau haid, melahirkan dan murtad (keluar dari Islam).

Lantas, puasa orang katolik? Selama masa puasa (Pra Paskah) orang Katolik wajib puasa dan pantang dua hari yaitu pada Hari Rabu Abu dan Jumat Agung - makan kenyang hanya sekali dalam sehari. Sedang tiap jumat masa puasa orang Katolik wajib pantang. Bagi mereka yang mau lebih berat dari itu silahkan menambah sendiri.

Sesungguhnya, ada kedalaman ucapan kaum Muslim yang berkata Idhul Fitri adalah "hari kemenangan", kemenangan saya berpuasa, kemenangan saya menahan diri - terlepas dari apakah keyakinan itu terwujud nyata sehari-hari. Lantas, orang Katolik/Kristen ada "hari kemenangan"? Jelas ada! Yaitu Paskah, hari kemenangan Kristus setelah Ia berjuang/menderita begitu dahsyat. Sayangnya, tanpa sadar ada sikap kalau Kristus sudah menang maka manusia boleh santai-santai saja, berpuasa yang ringan-ringan dan praktis saja.

Namun, tidak perlu terlalu jauh mempertajam perbedaan puasa agama Katolik dengan puasa agama-agama lain, dan membanding-bandingkan Idhul Fitri dan Paskah. Cukuplah berkata bahwa orang Katolik bisa menimba kekayaan rohani bulan Ramadhan, karena intinya adalah "menahan diri", menguasai diri sejauh-jauhnya.

Karena ikut menimba pesan rohani Ramadhan dan Idhul Fitri itulah maka Heru Sandjaja, Ketua Lingkungan Gregorius 9 Wilayah VIII, beberapa hari lagi akan mengadakan acara buka puasa di kantor bisnisnya di Jakarta Pusat.

"Sangat perlu mengadakan acara buka puasa. Dengan berpuasa, lalu ada acara buka puasa bersama, nanti akan timbul rasa kebersamaan, semangat bertekun dan kerja keras. Maka bisa diharapkan di tahun-tahun mendatang perusahaan dan karyawan akan makin sejahtera," kata Heru singkat.

Lalu, perlu ada buka puasa Katolik, Heru? Tidak perlu. Ikut dan bahkan menyelenggarakan acara buka puasa Ramadhan seperti yang dilakukan Heru dan banyak orang Katolik yang lain bisa menjadi kesempatan menghayati iman kristiani secara lebih berani dan nyata.

(Leo Jegho)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi