Maria Tidak Pernah Berhenti Menjadi Ibu
21 May 2017, 01:34
Saudara-saudari, menjadi orangtua itu selamanya. Seperti Bunda Maria yang mendampingi Puteranya sampai akhir hayat, demikianlah peran orangtua menjadi mulia dan pantas dibanggakan. Peran itu akhir-akhir ini justru semakin diperlukan, meskipun dengan banyak pertimbangan logis, anak-anak justru kurang mendapat perhatian dari tangan orangtua sendiri karena sibuk, aktivitas dan pekerjaan orangtua. Mengapa peran itu semakin diperlukan?
Tangan orangtua adalah tangan pertama yang membentuk anak-anak; tangan yang memegang anak-anak untuk menolong dan menjamin kenyamanan mereka sekarang dan nanti. Kalau orangtua tidak mau berkotor tangan dan dengan sabar 'mengawal' anak-anak di masa mudanya, betapa berat hidup seseorang di kemudian hari. Secara psikologis, kateketis, sosial, jasmani, gaya hidup, habit, sampai sejarah hidupnya akan penuh dengan beban yang mereka sendiri bisa tidak tahu datangnya dari mana.
Keluarga-keluarga yang terkasih, saya juga lahir dari sebuah keluarga. Ayah dan ibu saya adalah pasutri yang tahun ini genap merayakan 50 tahun perkawinan mereka. Saya bangga menjadi anak mereka. Saya ikut merasakan betapa kesetiaan dan ketekunan itu tidak terlalu sulit, jika orang sungguh serius menangani hidup bersama sekaligus mencintai dengan tulus. Saya kena buahnya. Karena hidup mereka secara umum baik, saling mencintai, dan tetap bersatu, saya dan kakak adik menerima hidup dan pendidikan yang utuh dari kedua orangtua kami.
Melihat betapa besarnya tantangan jaman ini kepada anak-anak, saya sendiri merasa tidak nyaman jika tidak ikut berbicara. Membaca berita tentang penculikan, 'Challenges' mematikan, tingkah polah seksual anak-anak, sampai tatakrama mereka yang semakin berubah bebas. Ini perlu ditata kembali oleh tangan-tangan yang lebih tradisional dan santun. Kita sering bilang semua 'sudah berubah', lalu menyerah, tetapi berubah ke mana? Kalau harus menerima, apakah masih ada jalan untuk menerima perubahan sambil mempertahankan kekayaan tradisi kita yang baik?
Orangtua paling berperan memberi contoh dan teladan kepada anak-anak, agar mereka tahu bahwa penyesuaian dan toleransi itu jangan melupakan hal-hal yang merupakan kekhasan manusiawi yang menjadi mutiara bangsa kita. Maria selalu mendukung kebaruan yang dibawa Puteranya ke dunia. Maria mengerti benar bahwa ia juga harus belajar dari Puteranya tentang kehidupan di masa Perjanjian Baru. Tetapi ia tidak pernah lupa bahwa sebagai manusia, Yesus tetap membutuhkan pendampingan agar tetap manusiawi dan membuatnya utuh.
Yesus menjadi mampu mengasihi sesama, percaya diri, tahu mempertahankan ide-ide yang baik, tahu bertoleransi, berbelaskasihan, berempati dan menghargai hidup manusia seperti Maria menghargai-Nya. Tanpa banyak kata, pasti mutiara iman dan perilaku Maria mendapat tempat di hati Yesus. Meskipun banyak dimusuhi, tetapi Yesus menjadi pribadi yang kuat mempertahankan kebenaran dan kebaikan, karena Ia belajar selama kurang lebih 30 tahun bersama ayah ibu-Nya yang baik.
Perhatikan ayat berikut:
Lukas 2:51: Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
Jika saat ini Anda menemui kesulitan mendidik dan menangani anak-anak, jangan menyerah. Anda harus memahami benar, bahwa kesucian Anda bukan hanya pada memenuhi kebutuhan material mereka. Anda menjadi suci karena mau memberi perhatian pribadi dan serius pada anak-anak yang Anda miliki. Raih hati mereka, jagalah kebersamaan, jalinlah komunikasi dan buatlah anak-anak terpikat oleh Anda, orangtua yang sederhana dan penuh kasih.
Mari berdoa bersama Bunda Maria selama bulan ini, agar hidup kita sebagai manusia dipenuhi kerinduan untuk menyenangkan hati Allah melalui tugas perutusan yang mulia sebagai orangtua sepanjang masa. Doakan anak-anak, dan teruslah berkotor tangan menyentuh dan mendidik mereka setiap hari. Jangan terpukau oleh hak-hak yang sering diingatkan orang untuk Anda dahulukan. Hak dan kewajiban Anda sebagai orangtua itu menyatu: Anda berhak bersukacita karena boleh menjalankan kewajiban sebagai orangtua.
Tuhan memberkati; Bunda Maria mendoakan; kita berjalan bersama menyongsong masa depan yang lebih menjamin damai sejahtera bersama. Amin
Salam Keluarga Kudus,
(Alexander Erwin MSF)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |