Surat Keluarga April 2013

  19 Apr 2013, 11:44

KOMISI KERASULAN KELUARGAKEUSKUPAN AGUNG JAKARTAGedung Karya Pastoral, Jl. Katedral no. 7, Jakarta 10710(021.3519193, 7 021.3855752)

BANGKIT DAN BERSAUDARA

Keluarga-keluarga Katolik di Jakarta, Selamat Paskah! Semoga kita bersama dapat mengalami kasih Allah yang nyata dalam pengalaman berkeluarga kita. Saya ingin meneruskan lagi pesan rohani kita dengan semangat Arah Dasar Pastoral KAJ yang menekankan pada "PersaudaraanSejati".

Persaudaraan sejati perlu kita bangun dari akar rumput, bahkan sampai di sumbernya, yaitu dalam keluarga. Semangat persaudaraan perlu dibiasakan dengan kesadaran bahwa suasana itu dibutuhkan untuk membangun pengala­man kasih dalam keluarga kita dulu.

Sungguh suatu hal yang aneh dan memprihatinkan, bahwa pasangan suami isteri bisa saling menuntut karena merasa kurang diperhatikan, kurang dihargai, tidak diajak berbicara, tinggal dalam rumah terpisah, karena perasaan kurang di-manusia-kan menjadi alasan. Karena perasaan menjadi "orang lain" di rumah sendiri seperti itu, akibatnya isteri meminta berpisah, atau anak-anak minggat dari rumah dan mulai terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat.

Beberapa orang Katolik mengalami persoalan kesetiaan dalam keluarganya. Mereka merasa sangat tidak nyaman dalam rumah yang penuh dengan tuntu­tan; rumah yang berisi urusan bisnis saja; atau rumah yang dipenuhi anggota keluarga yang sibuk sendiri-sendiri.Kesetiaan menjadi beban.

Semangat persaudaraan itu menciptakan rasa aman dan pengalaman dika­sihi dan diperhatikan. Keluarga yang mengembangkan semangat persaudaraan berarti menciptakan kebersamaan yang sehat, saling meneguhkan, menerima perbedaan sebagai kekayaan yang terus menerus perlu dimengerti dan didalami bersama.

Persaudaraan dalam keluarga bukan berasal dari kenyataan bahwa suami dan isteri disatukan dalam ikatan resmi perkawinan saja. Persaudaraan orang­tua dan anak juga bukan karena ikatan biologis. Semangat persaudaraan ini terlahir karena sama-sama mengerti bahwa manusia yang hidup bersama pada dasarnya berbeda, unik, mempunyai pengalaman dunia dan pengalaman batin sendiri-sendiri, tetapi semua membutuhkan perasaan dicintai dan disatukan oleh kasih.

Persaudaraan berarti memahami bahwa setiap anggota keluarga itu bukan "orang lain" melainkan orang-orang yang menjadi bagian hidup kita. Kita yang mengerti, memahami, punya waktu dan cinta, perlu dengan tulus dan sadar mengambil bagian aktif untuk merawat persaudaraan ini. Menciptakan suasana yang akrab, hangat, penuh ketulusan, melayani, atau memberi waktu untuk bersama adalah cara-cara yang baik untuk persaudaraan itu.

Mereka yang lemah dan kurang dalam beberapa hal perlu mendapat penegu­han bahwa dirinya berharga. Kebersamaan, penerimaan, ajakan bekerja bersa-ma, penghargaan, sekedar pelukan hangat, atau mengajak berpendapat ba-rangkali dapat menjadi pengalaman yang meneguhkan setiap anggota keluargamengalami "persaudaraan" yang sebenarnya dengan orang-orang serumah.

Dukungan perlu diberikan kepada orang-orang di rumah, agar perasaan yang tak diinginkan, frustasi, kesepian, merasa diabaikan, perasaan tidak diterima, dan akhirnya putus asa, jangan sampai terjadi. Perasaan negative ini dapat di-kurangi dengan suasana persaudaraan dalam keluarga. Setiap orang mengeta-hui bahwa dukungan melalui apa saja sangat berarti bagi orang-orang yang dikasihi

Keluarga-keluarga KAJ terkasih, perlu kita sadari adanya bahaya ancaman dari luar yang merusak keluarga kita, seperti narkoba, sex bebas, pelecehan seksual, perkelahian masal, dan perceraian dalam keluarga karena pertengkaran yang saling melukai. Barangkali semangat persaudaraan dapat menjadi solusi untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan.

Di mana-mana bahaya narkoba menghantui kita. Mereka yang mengkonsum-sinya pernah mengalami kesunyian dalam kelimpahan. Mereka yang terlibat seks bebas atau kecanduan pornografi dalam internet mengalami hubungan yang miskin dengan orangtua atau pasangannya. Pasutri-pasutri yang tidak serumah lagi mengalami kekeringan dalam hubungan yang tidak hangat dan kurang cinta.

Melarang dan memberitahu anggota keluarga kita untuk jangan melakukan hal-hal yang merugikan seringkali sulit, dan kurang efektif, karena perasaan dikasihidan diperhatikan juga miskin. Akan tetapi, kalau anggota keluarga merasa menda-pat perhatian dan kasih sayang yang cukup, maka proses penerusan nilai menjadi lebih mudah, karena hubungan persaudaraan sudah berlangsung baik.

Pengalaman bersaudara yang disadari dalam keluarga membuat setiap ang-gota keluarga, baik orangtua maupun anak-anak menjadi lebih pandai mencip-takan suasana persaudaraan sejati bagi orang-orang di sekitarnya. Bayangkan-lah, bahwa kita dan anak-anak kita menjadi pelopor-pelopor semangat bersau-dara di antara orang-orang di sekitar, bukankah ini sangat membanggakan?

Selamat Paskah untuk keluarga-keluarga di KAJ, sambil menantikan kedata-ngan Roh Kudus pada hari Pentakosta yang akan datang, kita lanjutkan sema-ngat kebangkitan Tuhan dengan terlebih dahulu menciptakan kesadaran per­saudaraan sejati dalam rumah tangga kita. Ciptakan kata-kata yang meneguh­kan, berilah waktu untuk menyentuh mereka, berikanlah hadiah untuk orang-orang tercinta, layanilah orang tercinta, dan ajaklah mereka mengalami kebang­kitan Tuhan yang nyata dalam diri anda sendiri yang diberkati dan memberkati.

Salam Keluarga Kudus

Rm.Alexander Erwin MSF

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi