Warta Minggu dan Dewan Pers Indonesia

  24 Nov 2011, 17:02

Bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2011 Dewan Pers yang merupakan lembaga pers tertinggi Indonesia, memberikan sertifikat Wartawan Utama kepada wartawan-wartawan senior dari berbagai media seluruh Indonesia. Di antara penerima sertifikat terdapat wartawan-wartawan Katolik, seperti penulis sendiri, kemudian Heroe Tjahyo (eks Wapemred Suara Karya), Pius Pope (eks Radio Sonora) dan Yesayas Oktavianus (KOMPAS) Penyerahan sertifikat dilakukan sendiri oleh Ketua Dewan Pers Prof. Dr. Bagir Manan SH M.Hum. diadakan dalam suatu acara di Hotel Milenium Jakarta (10/11/11). Pemberian sertifikat ini berdasarkan kajian tim Dewan Pers yang anggotanya terdiri dari masyarakat pers sendiri dan para akademisi.

Dewan Pers memberikan sertifikat wartawan untuk kategori wartawan muda, wartawan madya dan wartawan utama. Khusus untuk wartawan utama bagi wartawan yang usianya di atas 50 tahun dan masih terus mendedikasikan diri di dunia jurnalistik, selain prestasi dan reputasi yang pernah masing-masing ukir sebelumnya. Seperti Pius Pope yang sudah berusia 72 tahun masih membina wartawan-wartawan muda di Metro TV. Selain itu juga tak tertutup bagi wartawan di bawah usia 50 tahun, namun memiliki prestasi dan reputasi meyakinkan. Seperti Desi Anwar, kini wartawan Metro TV. Semuanya diputuskan setelah uji kompetensi dari tim Dewan Pers.

Nah, apa hubungannya antara Dewan Pers dengan Warta Minggu? Tak disangka bahwa pelayanan penulis di WM ternyata juga termasuk pengamatan. Terus terang ketika penulis pensiun dari Grup Kompas/Gramedia, penulis langsung meninggalkan dunia Kang Ouw (istilah persilatan Cina) jurnalistik profesional untuk cari uang. Menjadi anggota WM sejak 14 tahun lalu karena terinspirasi Anton Sardjo, rekan sekantor penulis. Ia mempunyai kemampuan tata letak, lay out dan pengabdian pelayanan di WM sampai 20 tahun sebelum mengundurkan diri. Penulis berpikir sederhana saja, Anton Sardjo saja bisa, mosok saya yang diberi talenta menulis kok nggak ada sumbangannya bagi Gereja? Dan jujur saja dengan tulus, bahwa tak ada sebersit pikiran untuk mengejar penghargaan apapun, dalam pelayanan di WM. Karena sewaktu menjadi wartawan aktif sudah banyak menyamber predikat-predikat terbaik untuk bermacam-macam kategori. Puncaknya menjadikan Tabloid OR BOLA sebagai tabloid terbaik seluruh Indonesia di tahun 2000. Nggak sombong lho!

SALING MENGINSPIRASIPemberian sertifikat itu juga tak terlepas dari campur tangan umat MBK sendiri, di mana salah satu umat (penulis tidak kenal, apalagi KKN) mempunyai kenalan yang menjadi tim uji kompetensi Dewan Pers. Dimana peran penulis di WM dijadikan acuan, Karena anggota tim banyak yang kenal dengan penulis, ya, bisa masuk nominasi. Dengan ini penulis merasa terima kasih sedalam-dalamnya. Semua itu menjadi dorongan akan semangat pelayanan. Hidup ini memang idealnya saling memberi inspirasi. Ya, pasti terima kasih paling pertama kepada Anton Sardjo, yang menjadikan saya jadi cinta sama WM. Juga buat semua awak WM yang selama ini bekerja sama. Buat semua, GBU.

Maka penulis tak kecil hati ketika menerima ejekan dari teman-teman (yang merasa dirinya masih wartawan top) "Loe, sekarang sudah pensiun, kok jadi penulis ecek-ecek terbitan stensilan" Merek menganggap WM itu media "stensilan". Justru dari terbitan stensilan ini penulis mendapat sertifikat tertinggi dari Dewan Pers. Nggak apa-apa kalau nulis humor, yang bisa ketawa, ketawa saja. Yang nggak bisa ketawa, mungkin Anda bisa periksa ke dokter gigi dulu. Ha,ha,ha...

(Ign.Sunito)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi