Pahlawan Nasional Baru I.J. Kasimo
24 Nov 2011, 17:37
Taat beribadahI.J. Kasimo terlahir 10 April 1900. arti nama Ignatius militan dan prinsipil. Joseph: jujur dan sederhana. Ia mempunyai kebiasaan untuk menyambut misa kudus setiap hari. Inilah kebiasaan sejak kecil ia bersekolah di Muntilan. Di Jakarta, ia berjalan kaki dari rumahnya di Jl. Gresik ke paroki Theresia. Dulu masih ada kebiasaan untuk menyambut komuni sebelum misa untuk mereka yang mengejar waktu.
Berguru pada Romo BelandaIa adalah murid Rm Van Lith (1863-1926) yang menyadari perasaan tertindas yang dirasakan oleh orang-orang pribumi dan sangat memaklumi perasaan cinta tanah air dari murid-muridnya. Yang menarik Kasimo juga adalah penafsiran "hormatilah ayah dan ibumu." Yang menurut Rm. Van Driessche "tidak diartikan secara sempit meliputi ayah ibu dalam rumah tangga, tapi secara luas: hormat dan cinta kepada Tanah Air dan Negara. (p.13)
Hidup baru9/7/1925 Kasimo menikah dengan Moedjirah (18 tahun). Moedjirah sudah beberapa kali melihat pemuda putih itu di gereja. Saling menerimakan sakramen nikah dilakukan di Gereja Tambelan Jogja (kini Kanisius) dan di depan Rm. H van Driessche. Uniknya Moedjirah tidak berdandan seperti layaknya seorang pengantin. Ia berpakaian biasa seperti akan ke sekolah. Tidak dikerik dahinya, tidak memakai cunduk mentul. Mengingat hal ini Kasimo sering menggodanya:"Kamu ini menjadi pengantin, sebenarnya karena tidak senang sama saya? Sampai tak mau berdandan."11/4/1926 lahirlah anak pertama Threes Wartirah dibantu oleh bidan R.A.Marie Sulastri, adik Mgr Djojoseputro SJ. (p.31)
Bermula dari Volksraad13 Juli 1931 pidato Kasimo: bahwa aspirasi nasional sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran agama Katolik." 19 Juli 1932 Kasimo menggemparkan dengan pidatonya: "suku-suku bangsa Indonesia mempunyai hak serta kewajiban untuk membina eksistensinya sendiri sebagai bangsa. Perjuangan Kasimo di Volksraad untuk meyakinkan para pemimpin golongan lain bahwa orang Katolik adalah orang-orang nasionalis juga, yang memperjuangkan kepentingan orang banyak (p.39).
PancasilaKasimo berjuang mati-matian untuk menyelamatkan Pancasila sebagai dasar Negara. Dengan Pancasila, akan terjamin kebebasan beragama. Maka 5 /7/1959 Bung Karno mendekritkan kembali ke UUD 1945 jam 5.00 sore.
Senja kala KasimoCita-citanya sebagai seorang politikus secara ke seluruhan dapat dikatakan berhasil. Orang Katolik tidak lagi dicurigai sebagai "bunglon" atau "antek-antek Belanda" tetapi sebagai warga Negara yang mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama seperti WNI yang lain.
(Tomas Samaria, (sumber: I.J KASIMO: Hidup dan Perjuangannya (Gramedia 1980)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |