Merayakan Lebaran Ungkapan Solidaritas
26 Sep 2010, 21:06
Pada tanggal 11 September 2010 rakyat Indonesia khususnya penganut agama Islam telah merayakan hari Lebaran / Idulfitri 1 Syawal 1431 H. Sesuai Pancasila sebagai dasar dan falsafah negera, Pemerintah menyatakan hari besar keagamaan Islam utama ini sebagai hari libur nasional resmi, berarti berlaku untuk semua umat agama agama lain di Indonesia. Ke bhineka tunggal ika-an bangsa Indonesia telah berabad-abad berakar dalam bangsa Indonesia yang pluralistis sebagai realita dalam kehidupan sehari hari dan bermasyarakat. Oleh karena itu, adalah wajar demi interaksi dan komunikasi yang baik antar umat beragama, umat Kristiani ikut melibatkan diri dalam semua perayaan hari besar keagamaan utama sebagai ungkapan solidaritas termasuk ikut merayakan Lebaran. Agama bukan merupakan faktor pemisah, melainkan pemersatu hubungan-hubungan kemanusiaan yang universal menghadirkan misi agama yang agung dan suci di ruang publik Indonesia. Personifikasi kesalehan atau kesucian hanya pada tataran simbolik tidak menjawab kebutuhan publik, bahkan acap menuai bencana seperti pada matinya sejumlah orang orang miskin terinjak-injak saat mengharapkan derma atau sembako sekalipun berjumlah amat minim. Namun setidaknya dari kejadian diatas wajib kita menarik benang merah bahwa umat Kristiani dan Muslim harus lebih meningkatkan uluran tangan untuk melayani dan membantu lebih sungguh keluarga-keluarga yang dalam kesulitan, karena keluarga adalah tempat belajar menghargai, saling tolong menolong dan solidaritas dalam kesulitan. Bukan hanya "mangan ora mangan kumpul", tetapi juga gotong royong saling tolong menolong.
Menurut tradisi Jawa Lebaran adalah "bakda". Sesuatu yang digambarkan sebagai "setelah" atau "sesudah" orang tafakur dalam bulan Ramadan, bukan pelepasan dari asketisme religius sebulan penuh. "Bakdan tenanan" muncul bila di jendela Ilahi hati ada tali silaturahmi antara "si bersih" dan "si kotor", antara "orang dalam" dan "orang luar" yang mengutamakan kerukunan dan juga kesediaan berbagi dengan mereka yang "tersingkir"dan menderita sebagai matur sembah nuwun Gusti. Bersama membantu bungkus kupat dari janur, bersama pula kita ikut menikmati masakan kupat lengkap dengan sayur lodeh, opor ayam, sambal goreng dan bubuk dele. Habitus baru yang diusahakan terus menerus sebagai jawaban kemurahan hati Allah, tak akan lahir tanpa perubahan kebiasaan hati (habits of the heart) yang akan terefleksi dalam solidaritas terhadap kehidupan dan kepercayaan publik yang berbeda, yang tak terhindarkan karena manusianya memang berkeyakinan berbeda.
Kecaman kecaman dan sikap Yesus terhadap praktek perlakuan Yahudi terhadap orang Samaria, pemungut cukai, para wanita dan lain-lainl. Kaum yang dianggap berada di tangga bawah masyarakat adalah pedoman yang jelas bagi kita bagaimana seharusnya bersikap. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22: 27-39) merupakan firman Tuhan Yesus untuk kita wujudkan dan laksanakan. Dengan teramat jelas Yesus menjelaskan "sesama"tidak terbatas hanya pada se-agama, se-ideologi dengan kita.
Sejauh ia manusia, apa dan siapapun dia, bahkan musuh atau lawan yang kita benci sekalipun, ia tetap menjadi sesama kita. Semoga bersama kita memberikan sumbangsih kearah keadilan sejati serta pengurangan kemiskinan, kesulitan dan kesedihan umat semua aliran kepercayaan dan keagamaan untuk menghentikan penyebab dan penganjur kekerasan menghormati kesetaraan dan martabat manusia.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H, Mohon maaf lahir dan batin atas semua kesalahan kesalahan yang tidak kami sadari. Khususnya dalam cara mewujudkan solidaritas kami. Taqaballa Allah minna wa minkum - semoga Allah menerima amal kita.
(Ansano Widagdyo - Ratu Damai IV)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |