Makna Pesta Kelahiran St. Yohanes Pembaptis

  17 Jun 2011, 18:14

Hanya dua orang kudus yang hari kelahirannya dirayakan Gereja Katolik: Bunda Maria dan Yohanes Pembaptis. Maka tidak mengherankan bahwa banyak peziarah Tanah Suci juga berziarah ke Ein Kerem yang terletak di pinggir barat Jerusalem, daerah pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda (Lukas 1: 39) untuk berziarah ke tempat kelahiran Yohanes Pembaptis, Gereja Santo Yohanes Pembaptis dan Gereja Visitation dimana Santa Maria bertemu sepupunya Elisabet dan mengkidungkan Magnificat yang terkenal. Didekatnya terdapat Sumur Maria - dari mana Santa Maria minum airnya saat bertemu Elisabet dan semasa perjanjian lama dikenal sebagai Bet Kerem (namanya berarti mata air kebun anggur) - (Yeremia 6: 1). Di Gereja St. Yohanes Pembaptis terdapat grotto (gua) dimana dipercaya menjadi tempat kelahiran Yohanes Pembaptis.

Makna Pesta Kelahiran St. Yohanes Pembaptis

Kepekaan batin dalam diri Yohanes sudah ada sejak sebelum ia lahir hingga akhir hayatnya, hingga bayi Yohanes melonjak kegirangan dalam rahim ibunya Elisabet saat mengetahui Yesus Sang Messias dalam rahim ibunya Maria berkenan mengunjunginya (Lukas 1: 41) dan Elisabet penuh Roh Kudus berkata: "...diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? " (Lukas 1: 42 - 43). Zakharia (artinya "Tuhan ingat"), ayah Yohanes (namanya berarti " Tuhan menunjukkan rahmat-Nya atau Tuhan berkenan'), tak mempercayai saat ia diberitahu malaikat Gabriel waktu membakar ukupan di Bait Allah, bahwa Tuhan akan mengaruniakan anak laki-laki yang akan diberi nama Yohanes dan nenjadikan banyak orang bersuka-cita atas kelahirannya (Lukas 1: 9-14). Zakharia tak percaya karena Elisabet dan dia telah lanjut usia, hingga ia bisu sampai anaknya lahir. Apa makna kisah kelahiran Yohanes Pembaptis serta arah kehidupannya sehingga ia perlu dirayakan secara khusus?

Di masa kini dimana banyak orang tak menghargai kehidupan ditunjukkan melalui tindakan aborsi, "bom bunuh diri" atau tindakan mudah membunuh sesama dan lain-lain, pesta kelahiran St. Yohanes Pembaptis menjadi kesempatan merenungkan serta menghargai kehidupan dan masa depannya. Seperti Zakharia, hanya bila kita mengakui dan menuliskannya, kita baru akan terlepas ikatan yang menghalangi ke jalan kebenaran. Allah tidak menciptakan kita tanpa maksud. - Allah menghendaki kita ambil bagian dalam rencana keselamatan-Nya - sesuatu yang menjadi pencarian kita terus menerus sepanjang hidup. Orang Jawa senantiasa berharap anaknya "mikul dhuwur, mendem jero wong tuo" (mengangkat tinggi dan mengubur dalam dalam orang tua), yang berarti memuliakan orang tua (diterima sebagai putra Allah karena pembaptisan kita juga diharap memuliakan Allah). Seperti Yohanes Pembaptis, kita harus "bertambah besar dan makin kuat roh-nya" (Lukas 1: 15). Sebagai orang beriman, kita juga dipanggil untuk menjadi bentara kedatangan Allah,artinyacara hidup dan bertindak hendaknya mengundang dan memotivasi siapapun makin beriman kepada Allah sepenuhnya dalam hidup kita sehari-hari. Meneladan sikap St. Yohanes Pembaptis yang menyatakan: " membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak" (Kis. 13: 25), kita senantiasa juga harus bersikap rendah hati. Tetapi beranikah aku membayar harga untuk hidup dalam kebenaran sebagai acuan keselamatan jiwa dan tidak tinggal diam ketika melihat ketidakadilan di sekitarku untuk "meluruskan jalan Tuhan"? Melalui makna kelahiran dan kehidupannya, Yohanes bukan hanya nabi terakhir untuk kita, juga terbesar. Yesus menyatakan bahwa Yohanes bukan hanya seorang nabi, bahkan lebih besar dari nabi dan tak seorangpun yang dilahirkan pernah tampil lebih besar dari Yohanes Pembaptis (Mat. 11: 11), hingga perlu diteladani dan didalami makna kelahirannya.

(Ansano Widagdyo - Ratu Damai 4 Dari berbagai sumber)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi