Pantang Plastik Dan Styrofoam

  14 Feb 2013, 14:25

Beberapa hari lalu seseorang memforward pesan room Andang ke HP saya, yang lengkapnya sbb:

MASA PUASA KATOLIK - 2013Rekan-rekan yang baik, dalam rangka masa puasa 2013 ini, kita juga mau menggerakkan umat Katolik untuk berpantang ekologis.

Artinya, konsep pantang dan puasanya diperluas, tidak hanya pantang daging, nasi, garam, rokok dll seperti yang sudah-sudah, tetapi juga pantang hal-hal yang merusak bumi.

Tahun ini kita meluncurkan gerakan PanTikFoam, pantang plastik dan styrofoam.

Booklet sudah dibagi di paroki paroki bersama Surat Gembala Uskup.

Silakan diforward ke rekan-rekan Anda separoki atau sekomunitas supaya gerakannya menjadi nyata, bahkan tidak hanya berhenti di masa APP ini, tetapi juga berlanjut dalam perilaku kita sehari-hari nanti.

Salam, Andang Binawan SJ

Dalam pembicaraan dengan teman-teman umumnya memberikan kesan positif. Gerakan ini baik, tetapi banyak yang merasa ini adalah gerakan yang sia-sia. Sia-sia karena tidak ada yang menjalankan. Bangsa ini terlalu parah untuk mau merubah kebiasaannya.

Pertanyaan yang timbul, apakah kita masing juga termasuk golongan yang parah ini?

Mari kita "bermati raga" dengan membantu suksesnya gerakan ini.

Ingatlah semua yang besar harus dimulai, harus ada yang membuat langkah pertama.

Awanya bisa kita mulai dengan gerakan "membawa botol minum sendiri" dalam pertemuan lingkungan, wilayah, atau yang tingkat paroki. Percayalah langkah anda tidak akan sia-sia.

(Rob. Purnomo)

BAHAYA PLASTIK DAN STYROFOAM

Masyarakat diminta untuk tidak menggunakan kantong kresek sebagai wadah makanan siap santap karena dalam proses daur ulang selain tidak diketahui penggunaan sebelumnya juga ditambah berbagai bahan kimia yang menambah dampak bahayanya bagi kesehatan.

Sampah plastik yang dibakar juga menyebabkan zat-zat beracun dari sampah tersebut terlepas ke udara dan terhirup oleh kita.

Plastik sangat sulit hancur secara alami dan juga sulit didaur ulang.

Sampah plastik baru akan terurai oleh tanah dalam waktu 200-400 tahun.

Bahkan agar sampah plastik tersebut bisa terurai secara sempurna maka dibutuhkan waktu hingga 1.000 tahun.

Sementara itu, styrofoam berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diproses dengan menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan berbagai penyakit, seperti tyroid, dan mengganggu sistem syaraf. Bahkan di beberapa kasus, benzana bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian.

Di samping berbahaya bagi tubuh, styrofoam pun berbahaya bagi lingkungan. Jika sampah plastik membutuhkan waktu hingga 500-an tahun untuk dapat terurai di dalam tanah, styrofoam justru tidak pernah dapat terurai. Akibatnya, sebungkus sampah styrofoam di dalam tanah akan tetap pada bentuknya, tidak berubah, apalagi hancur hingga kapanpun, mungkin hingga kiamat tiba.

(GERAKAN PAN-TIK-FOAM)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi