Penjaga Pintu Pastoran

 Judith Widjaya  |     17 Apr 2017, 20:55

Tak pernah terbayang dalam benak Soleh kalau tugasnya membantu keperluan Romo sehari-hari.

Awalnya membantu di parkiran, kebun. Suatu hari, Soleh dipanggil Romo Soedibyo O.Carm diminta

untuk mengurusi rumah tangga di pastoran. "Kata Romo Dib, orang-orang pada suka sama saya karena

lucu," ucapnya.

Sehari-hari, pria yang tinggal di Tangerang ini sudah sampai di MBK pukul 06.30 WIB. Tugasnya

membersihkan kamar, dan lain-lain perkerjaan rumah tangga. "Dari pagi saya sudah repot beres-beres.

Pukul 11.00 WIB saya sudah harus memasak nasi untuk makan siang para Romo," ujarnya.

"Saya bersyukur banget, saya dapat semua Romo baik sama saya. Kalau ada umat yang bilang Romonya

begini, begitu, bagi saya sama sekali tidak ada, tidak ada efeknya buat saya. Buktinya hingga sekarang

semua baik-baik saja sama saya," tuturnya.

Selain mengurusi rumah tangga, Soleh juga menerima umat atau tamu yang mencari Romo. "Biasanya

saya menanyakan dulu mau ketemu siapa dan keperluannya. Kadang ada juga umat yang

mengjengkelkan, ada yang sampai ngotot segala, padahal sudah diberitahu dengan jelas," katanya.

"Sepanjang saya bekerja di MBK, saya tersentuh dengan perhatiannya Romo Heri. Kalau ada hal apa,

saya suka menyimpan dalam hati. Kaget juga saya waktu Romo Heri tahu kalau istri saya, Sulastri sakit.

Kata Romo, kenapa istri sakit tidak dibawa ke rumah sakit. Padahal waktu itu saya inginnya berobat dulu

saja, tidak perlu sampai dibawa ke dokter atau rumah sakit segala," kenang Soleh.

Bagi pria kelahiran 2 Februari 1987 ini bekerja di MBK sangat sukacita sekali. Romonya mengerti, tidak

pernah mengeluh, umatnya juga baik, dan mendapatkan teman-teman yang baik hingga saat ini.

"Semoga saya masih diberikan kesehatan dan boleh terus bekerja di MBK," pesannya.

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali