Dogma Tentang Maria

  12 May 2011, 11:03

Tulisan ini terinspirasi oleh seminar Following Jesus as a Human yang penulis ikuti di Paroki MBK pada tanggal 8 Mei 2011 kemarin. Di tengah-tengah seminar, pembicara yaitu Rm. Edy menyampaikan sedikit informasi tentang Maria, salah satunya adalah Dogma Agama Katolik tentang Maria. Di bawah ini uraian tentang Dogma Maria agama Katolik dan sedikit penjelasannya yang didapat dari beberapa sumber:

1. Dogma Maria Bunda Allah / Theotokos / Mater Dei Dirayakan setiap tanggal 1 Januari. Dogma ini dinyatakan melalui Konsili di Efesus (th 431) dan Konsili keempat di Chalcedon (th 451). Pengajaran ini diresmikan pada kedua konsili tersebut, namun tidak berarti bahwa sebelum tahun 431 Bunda Maria belum disebut sebagai Bunda Allah, dan bahwa Gereja 'baru' menobatkan Maria sebagai Bunda Allah pada tahun 431. Kepercayaan gereja akan peran Maria sebagai Bunda Allah dan Hawa yang baru sudah berakar sejak abad awal. Keberadaan Konsili Efesus yang mengajarkan "Theotokos" tersebut adalah untuk menolak pengajaran sesat dari Nestorius (seorang pengkotbah popular yang menjadi uskup Konstantinopel pada tahun 428). Nestorius hanya mengakui Maria sebagai ibu kemanusiaan Yesus tapi bukan ibu Yesus sebagai Tuhan sebab menurut Nestorius yang dilahirkan oleh Maria adalah manusia yang di dalamnya Tuhan tinggal, dan bukan Tuhan sendiri yang sungguh menjelma menjadi manusia.

2. Dogma Maria tetap perawan / Maria VirginiKonsili Konstantinopel II (553) menyebutkan Bunda Maria sebagai "kudus, mulia dan tetap-Perawan Maria". Konsili ini merangkum ajaran-ajaran penting berkaitan dengan kepercayaan bahwa Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. Termasuk dalam ajaran ini adalah tentang keperawanan Maria. Dogma ini lebih ditegaskan melalui Pengajaran Magisterium Gereja Katolik dimana doktrin dari keperawanan Maria, sebelum, pada saat dan sesudah kelahiran Yesus dinyatakan secara defintif oleh Paus St. Martin I di Sinode Lateran tahun 649, yang berbunyi:Maria yang tetap perawan dan tak bernoda yang terberkati, mengandung tanpa benih manusia, oleh Roh Kudus, dan tanpa kehilangan keutuhan melahirkan Dia dan sesudahnya tetap perawan. Maka, seperti Kritus yang bangkit dengan tubuh-Nya dapat menembus pintu-pintu rumah yang terkunci (lihat Yoh 20: 26), maka pada saat kelahiran-Nya, Ia pun lahir dengan tidak merusak keperawanan ibu-Nya, yaitu Bunda Maria.

3. Dogma Maria dikandung tanpa noda / Maria ImmaculataPada tanggal 8 Desember 1854 Paus Pius IX mengumumkan Dogma Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda melalui Ineffabilis Deus, yang menyatakan bahwa Bunda Maria dikandung tanpa noda dosa asal. Bagi Gereja Katolik Roma, dogma Dikandung Tanpa Noda menjadi semakin penting setelah penampakannya di Lourdes pada tahun 1858.

4. Dogma Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan raganya / Maria AssumptaPerayaan ini dirayakan pada tanggal 15 Agustus. Doktrin ini ditetapkan sebagai dogmatis dan tidak dapat berunsur kesalahan oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 Nov 1950 melalui Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus. Perlu kita ketahui bahwa Bunda Maria 'diangkat' ke surga, dan bukan 'naik' ke surga. 'Diangkat' berarti bukan karena kekuatannya sendiri melainkan diangkat oleh kuasa Allah, sedangkan Yesus 'naik' ke surga oleh kekuatan-Nya sendiri. Maria adalah anggota Gereja yang pertama yang diangkat ke surga. Dengan diangkatnya Bunda Maria ke surga, maka ia yang telah bersatu dengan Yesus akan menyertai kita yang masih berziarah di dunia ini dengan doa-doanya. Karena berpegang bahwa doa orang benar besar kuasanya (Yak 5: 16), maka betapa besarlah kuasa doa Bunda Maria yang telah dibenarkan oleh Allah, dengan diangkatnya ke surga.

Sekali lagi dogma di atas adalah sebuah pernyataan iman sehingga apabila dicari secara historis maka tidak akan ditemukan. Selain itu seperti kita ketahui bersama bahwa agama Katolik mempunyai 3 sumber iman yaitu: Alkitab, Tradisi Gereja dan Magisterium (ajaran Gereja).

(Antonius Lestyo Haryanto)

Sumber: www.katolisitas.orgwww.wikipedia.org

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi