Maria Berdukacita, Misteri Harapan Dalam Duka

  10 Sep 2011, 01:13

Di gereja Walburg, Jerman kami menyaksikan lukisan kaca patri Maria Berdukacita beserta sepenggal syair madah Stabat Mater Dolorosa...Juxta crucem tecum stare et me tibi sociare in planctu desidero. Fac, ut portem Christi mortem, passionis fac consortem, et plagas recolere. (...Dekat salib bersamamu, menangis dan berdoa bersamamu, hanya itu yang kuminta darimu. Perke-nankanlah aku hingga akhir hayatku, dalam tubuhku menanggung wafat Putramu yang meregang nyawa).

Maria Berdukacita, Misteri Harapan Dalam Duka

Tak peduli apapun agama serta kepercayaannya, madah Stabat Mater yang menggambarkan duka derita Bunda Maria, dalam suatu cara juga menggambarkan duka lara ibu bila menyaksikan anaknya menderita.

Penderitaan Maria diringkas dalam 7 jenis kedukaan: 1. Nubuat Simeon, 2. Pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir, 3. Hilangnya Kanak Kanak Yesus di Bait Allah, 4.Perjumpaan Maria dengan Yesus dalam perjalanan-Nya ke Kalvari, 5. Berdiri di kaki salib ketika Yesus disalibkan dan wafat, 6. Bunda Maria memangku jenazah Yesus saat diturunkan dari salib dan 7. Yesus dimakamkan.

Dukacita Bunda Maria bukan semata kesedihan atau kemarahan seperti ibu yang depresi, namun mengandung misteri harapan dalam duka. Menang-gung penderitaan dahsyat besama putra tunggalnya, dengan hati keibuannya ia menggabungkan diri dengan korban Yesus, dan dengan penuh kasih menyetujui persembahan korban yang dilahirkannya.

Maria memberi tanggapan terhadap dukacita yang dialami dalam bentuk kategori: perjuangan, kehadiran, perluasan dan penyerahan. PerjuanganMaria dimulai saat fiat persetujuan atas keikutsertaannya dalam penebusan.

Dalam Magnificat nyata penderitaan, perjuangan, keberanian, harapan sekaligus antisipasi Bunda Maria.

Melalui kehadiran, Maria secara aktif menemani dengan penuh pengertian, penerimaan dan kasih sayang misi putranya.Melalui perluasan, Maria meluaskan kasih dengan menerima Yohanes murid Yesus sebagai putranya. Dengan demikian juga seluruh murid Yesus termasuk kita dalam rangkulan kasih keibuannya.Penyerahan Bunda Maria adalah penyerahan pada Tuhan. Secara psikologis penuh iman Maria melepaskan kendali atas semua persoalan kehidupan pada kedaulatan penuh Tuhan atas kehidupannya. Harapan serta kasih yang dimiliki disatukan sepenuhnya dengan Dia yang mengasihi kita sepenuhnya tanpa syarat.

Maria adalah penghiburan serta pertanda harapan dalam ziarah manusia menuju Tuhan. Devosi, iman, kesetiaan dan tanggapan Maria adalah model yang perlu kita ikuti bersama seperti permintaan Yesus: "Lakukanlah ini sebagai peringatan akan Daku".

Inilah misteri tanggapan duka saat penyaliban dan juga apa yang senantiasa harus kita lakukan sebagai pengejawantahan seruan dalam misa. Bunda Maria memahami segala derita dan duka lara kita, karena Maria sendiri menderita dari Bethlehem hingga Kalvari.

Dengan meneladan tanggapan Maria, kita mempersatukan segala penderitaan dengan penderitaan Kristus penuh kasih, kepercayaan dan iman, dan menuai harapan akan kebangkitan dalam duka.

(Ansano Widagdyo-Ratu Damai 4)

Sumber utama: Louis J.Cameli Marian Library Newsletter - 1991

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi