KEP ??? Apa Sih Itu ?

  7 Mar 2013, 21:14

Sebuah pertanyaan bernada miris terlontar dari mulutku. Ada kesan

tak acuh, tidak begitu peduli dengan tawaran sahabat-sahabat di

Koor Lingkungan Benedictus. Lagipula, apalagi yang harus kupelajari? Bisa dibilang akhir-akhir ini aku cukup sering menambah wawasan dengan membaca buku-buku penulis Katolik terkemuka, rasanya sudah cukup. Ah, biarlah KEP itu buat mereka saja yang kurang wawasan, yang kurang berjiwa sosial. Mungkin begitu, caraku berpikir tahun lalu.

Persis setahun yang lalu, spanduk Kursus Evangelisasi Pribadi terbentang

lebar, brosur-brosur dibagikan, stand-stand registrasi dibuka, tawaran untuk bergabung dalam 'kursus' dilontarkan. Tidak lupa, yang menawarkan brosur, melontarkan senyum amat hangat, sambil berkata. "Biaya registrasi hanya seratus ribu. Sebenarnya biaya kursus gratis, ini untuk biaya buku. Kursus setiap hari selasa jam 7 hingga 9 malam."

"Apa sih itu KEP?" tanyaku. Kok kedengarannya menakutkan gitu.

Evangelisasi? Penginjilan? Rasanya aku belum siap.

Walau tidak begitu mengerti juga "judul" kursus tersebut, akhirnya aku mendaftar juga. Ada sesuatu di dalam hatiku, yang dahulu aku tidak tahu bahwa Ia-lah yang berbisik padaku. Suara itu berkata, "Tuhan menentang orang congkak hati, dan meninggikan orang rendah hati." Mungkin aku terlalu sombong, dengan segala pengetahuan yang aku miliki, dan segala pelayanan yang aku lakukan. Mungkin ada sesuatu di KEP, yang Tuhan ingin aku "datang dan lihatlah!" Mungkin tidak ada buruknya juga mendaftar di kursus berjudul "aneh" tersebut. Waktu itu aku yakin bahwa aku tidak akan bisa terus-menerus ikut KEP, secara lingkup pekerjaanku, mengharuskanku bolak-balik banyak kota.

Buah dari keisenganku, adalah Selasa malam yang WAOW! Aku cukup

terkesan dengan mentor kelompokku yang sembari memperkenalkan diri,

memberikan kesaksian bahwa dahulu ia adalah seorang pesakitan dengan

sakit yang kompleks. Namun setelah rutin ikut KEP, kesehatannya membaik, bahkan sembuh total. Saking tidak percayanya, ia mengecek ke dokter langganannya. Peserta KEP sendiri cukup beragam dari segi usia dan wawasan. Ada yang muda, seusia remaja, namun juga dijumpai Om, Tante, Eyang-Eyang di atas 80 tahun! Dari segi ekonomi juga beragam. Ada yang rumahnya di bantaran sungai, ada yang orang gedongan. Semuanya berbaur tanpa melihat usia dan status ekonomi. Bisa dibilang semua jenis manusia sewajarnya ada di sini.

Yang lebih anehnya lagi, aku kerasan di KEP. Malam Selasa adalah

malam yang selalu kunanti-nanti setelah seminggu berlalu. Kutemukan

oase rohani di kursus berjudul aneh ini. Dan ajaibnya, hampir setahun itu

aku tidak mendapatkan pekerjaan ke luar kota dan rematik sembuh secara perlahan.

Ada banyak pengalaman dengan Tuhan yang tidak dapat aku ceritakan

seluruhnya dalam artikel singkat ini. Ada kata pepatah, "Makan sendiri

apelmu!" Tidak ada orang yang mau mengunyah apel yang bekas dikunyahkan orang lain. Maka singkat kata, seperti kata Yesus, "Datang dan lihatlah sendiri!" Saudaraku, pada hari kau mendengar suara-Nya, jangan kau keraskan hatimu. Cobalah, siapa tahu keisenganmu akan membuahkan sesuatu. Kita sungguh tidak tahu bila Tuhan sendiri yang berkenan menuntun langkah-langkah kita. Salam!

(Maria Angela S. G /

Lingkungan St. Benedictus

Peserta KEP XIV)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi