Jadilah Pemilih yang..

 Joel  |     9 Mar 2014, 23:05

Pada umumnya umat Katolik itu merasa tabu untuk bicara tentang politik apalagi bila harus langsung terjun dalam dunia politik praktis. Bahkan banyak diantaranya kurang menyadari akan kewajiban dan perannya dalam kerasulan politik. Baik Rm Magnis Suseno SJ maupun Bapak Kristiadi dalam Seminar tentang Pemilu Legistratif 2014 yang diadakan HAKKER Dekenat Barat 1 & 2 di Auditorium MBK tgl 22 September 2013 lalu juga mengatakan hal yang serupa, beliau berdua menegaskan bahwa sebenarnya umat Katolik itu harus dan wajib berpolitik, sebagai warga negara, harus terlibat aktif dalam Pemilu Legislatif maupun Presiden di 2014. Turut mengambil bagian dalam menentukan arah perjalanan bangsa. Pemilu Legistratif bisa menjadi sarana pendorong tanggung jawab dan pertisipasi umat Katolik dalam ranah sosial politik.

Memang, tidak mudah bagi kita, khususnya bagi orang muda yang sebagai Pemilih Pemula maupun bagi mereka yang telah pernah ikut pemilu sebelumnya, untuk menjatuhkan pilihan atas para calon legistratif, selain karena banyaknya jumlah para calon legistratif juga karena banyaknya partai politik peserta pemilu, apalagi karena kita juga belum pernah ketemu atau mengenal mereka sebelumnya. Walaupun sulit menentukan pilihan caleg, "MBK-milis group" tidak ketinggalan membahas tentang Pemilu Caleg 2014, beberapa teman menyampaikan pendapatnya agar umat MBK sebaiknya tidak menjadi golput (karena sayang hak suaranya dan bila tidak dipakai, bisa jadi akan dipakai untuk kepentingan lain) dan tidak asal memilih caleg, Menurut teman MBK-milis, dengan sharing, kita bisa mengenali caleg yang akan dipilih dan sekaligus melihat visi dan track recordnya secara terang benderang, Caleg tersebut harus mempunyai keberanian menyampaikan pendapat di lembaga bila terpilih.

Namun demikian khusus kepada kita umat Katolik, KWI memberikan guidance melalui Surat Gembala Pileg 2014 agar umat Katolik dapat menjadi Pemilih yang cerdas dan berpegang pada hati nurani.

Sekretaris Komisi Kerawam KWI, Romo Prapto memaparkan isi Surat Gembala Pileg 2014 tersebut menjadi empat cakupan:

  • Pertama, terkait kriteria Caleg. Para caleg harus dipastikan bahwa mereka itu memang orang baik, menghayati nilai-nilai agama dengan baik dan jujur, peduli terhadap sesame, berpihak pada rakyat kecil, cinta damai dan anti kekerasan. Hati-hati dengan sikap ramah-tamah dan kebaikan - misalnya membantu secara material atau memberi uang - yang ditampilkan caleg ketika berkampanye. "Gereja Katolik menolak politik uang". Umat perlu juga memperhitungkan, caleg yang mau berjuang untuk mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan antar umat beragama dan peduli pada pelestarian lingkungan hidup. Pilihan kepada caleg perempuan yang berkualitas merupakan salah satu tindakan nyata mengakui kesamaan martabat dalam kehidupan politik antara laki-laki dan perempuan, dan mendukung peran serta perempuan dalam menentukan kebijakan dan pengambil keputusan.
  • Kedua,menyangkut kriteria partai politik. Bahwa kita memilih partai yang yang memiliki calon dengan kemampuan memadai dan berwawasan kebangsaan yang benar, yakni partai yang memperhatikan dan perjuangan dalam mewujudan empat (4) dasar berbangsa dan bernegara yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal IKa. Bagi Partai yang hanya memperjuangkan kepentingan kelompoknya, apalagi tidak berwawasan kebangsaan, hendaknya tidak kita pilih.
  • Ketiga, Pengawasan atas jalannya pemilu. Umat perlu mendorong dan memberikan dukungan kepada kelomlok-kelompok dalam masyarakat yang dengan cermat mengikuti dan mengkritisi jalannya pemilu agar terlaksana secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Hendaknya umat juga mengikuti secara cermat proses perhitungan bahkan harus terus mengawasi pengumpulan suara dari tingkat TPS sampai ke tingkat kecamatan dan kabupaten, agar tidak terjadi rekayasa dan kecurangan.
  • Keempat,Pemilu yang aman dan damai. Menurut KWI, amat penting bagi semua warga masyarakat untuk menjaga agar pemilu berlangsung aman dan damai, jangan sampai terjadi kekerasan dalam bentuk apapun. Diperlukan kewaspadaan terhadap usaha memecah-belah atau mengadu domba. Partisipasi segenap warga masyarakat sangat diperlukan guna menjaga kerawanan khususnya dalam hal keamanan dan persatuan.

Bagi Caleg Katolik, KWI memberikan penghargaan karena telah tertarik dan terpanggil terjun dalam dunia politik. KWI berharap agar para caleg Katolik dapat mempersembahkan diri kepada Ibu Pertiwi, melalui jalan politik akan mendapat kesempatan untuk berkontribusi secara berarti bahkan maksimal demi terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia. Oleh karena itu, KWI berpesan kepada para caleg Katolik untuk tetap memegang nilai-nilai luhur kemanusiaan, serta tetap berjuang untuk kepentingan umum dengan integritas moral dan spiritualitas yang dalam. Dikatakan pula oleh KWi bahwa para caleg Katolik, dipanggil dan diutus untuk menjadi garam dan terang.

KWI menyampaikan bahwa dengan ikut memilih berarti umat telah ikut serta dalam menentukan masa depan bangsa. Sebagai umat beriman, mari kita mengiringi proses pelaksanaan pemilu dengan doa memohon berkat Tuhan, semoga Pemilu berlangsung dengan damai dan berkualitas serta menghasilkan wakil-wakil rakyat yang benar-benar memperhatikan rakyat dan berjuang untuk keutuhan Indonesia. Dengan demikian cita-cita bersama, yaitu kebaikan dan kesejahteraan bersama samakin terwujud nyata. Mari kita menjadi pemilih yang cerdas.

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi