Kerja Adalah Cinta Yang Ditampakkan

  7 Apr 2012, 21:28

Tidak sulit mencari alamat Wisma Sahabat Baru di Jl. Sahabat Baru 39. Jakarta Barat Naik bis Kopaja P 16 Jurusan Tanah Abang- Cileduk. Kernet akan memberitahu di mana Anda harus turun, meski tidak persis di jalan besar. Saya terpaksa turun dengan cepat karena sopir bis mengemudikan agak nekat. Jangan-jangan mau buang hajat? Tak perlu diingat. Yang penting Wisma Sahabat Baru sudah ketemu.

Kerja Adalah Cinta Yang Ditampakkan

Papan nama tulisan Wisma Sahabat Baru yang tampak tidak baru dan pintu besi tak terkunci menyapa saya dengan bisu. Dari halaman samping wisma saya masuk, agak mengendap takut mengganggu penghuni wisma. Tak terdengar suara kecuali bau khas rumah berobat, untuk tidak menyebut rumah sakit.

Tanpa kulo nuwun saya masuk. Lewat pintu belakang. Berpapasan dengan seorang pasien duduk di atas kursi roda bersama pasien lain. Wajah memelas, tampak terkejut, mulutnya ternganga melihat kedatangan saya. Saya tatap wajahnya, senyum sementara tapi tak bicara. Saya mulai galau. Saya melangkah ke ruang tengah, sembari menengok tiap kamar. Tampak pemandangan yang membuat saya tergetar. Pasien terbaring lemah, lungkrah menatap langit langit. Mata tak berkedip. Pandangan saya alihkan ke dinding. Terpasang gambar ibu Teresa dengan tulisan di bawahnya yang tak sempat saya baca. Yang saya tahu Ibu Teresa semangat dan dedikasinya terhadap kemanusiaan berbuah Nobel perdamaian.

Kerja Adalah Cinta Yang Ditampakkan

Tiba di ruang depan yang bersih, sunyi namun rapi, saya diterima dan bicara dengan ibu Mike Yana, seorang umat paroki Santo Yohannes Penginjil "pekerja" di wisma. Saya tidak memusingkan jabatan apa ibu Mike. Yang jelas dia adalah bagian dari kiprah ibu-ibu K.K.I.T Hampir 90 menit percakapan berlangsung. Pertanyaan tidak rumit meski tetap esensial. Wajah pasien yang masih membekas diingatan saya beberapa saat lalu, mengundang rasa ingin tahu asal muasal, siapa, mereka.

Ditegaskan bahwa pelayanan diberikan terutama kepada yang termiskin di antara yang miskin. Cepat nyelonong sejenak di otak saya yang sembrono. "Bagaimana kalau fakta dan data tentang orang miskin dengan ciri seperti itu dimasukkan dalam buku Guiness Book of Record? Ternyata sarang kemiskinan itu ada di Indonesia dekat MBK. Cepat saya tersadar itu mencoreng wajah sendiri.

Proposal kepada TuhanMenyinggung tentang darimana biaya penyelenggaraan pelaksanaan pelayanan dijawab dengan sederhana. "Ya bikin proposal. Apakah proposal ditujukan kepada donatur, orang-orang kaya, pabrikan, konglomerat yang jauh dari melarat? Ternyata tidak. Saya terperangah. "Tidak kepada siapa-siapa" ibu Mike meyakinkan. Lalu kepada siapa? Apa terpenuhi? tanya saya. "Itu ditujukan kepada Tuhan" Aneh. Saya kurang faham. Proposal itu berbentuk doa. Karena Tuhan pasti berkenan. Saya tambah heran. Apakah Tuhan memberi sesuatu yang fisik sifatnya? Bagaimana caranya? Nah, di sini ternyata mujizat demi mujizat terjadi. Bahkan tiap hari. Banyak kejadian sebagai bukti adanya campur tangan Tuhan. Saya teringat kalimat: Tuhan pasti memberi kepada mereka yang minta. Teliti Lukas. 11: 10. Ayat memang tidak ditulis secara harafiah dalam brosur, atau buku pedo man kerja tetapi para pekerja di KKIT sangat menyadari dan percaya hikmah isi ayat, melakukannya dengan dan dalam doa. Sungguh betapa besar kekuatan doa. Mau lebih yakin? Baca Mateus 21: 22.... Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.

Mengapa informasi tentang KKIT tidak semua ditulis? Saya khawatir itu hanya menjadi reproduksi informasi, pengulangan yang sifatnya temporer dan sia-sia. Kalau KKIT diturunkan dalam tulisan dengan harapan seluruh informasi dan makna terkandung di dalamnya akan mempersahabatkan dengan masyarakat peduli kasih, entah di MBK atau mana saja. Siapa tahu setelah membaca tulisan ini timbul hasrat melihat, mengetahui liku-liku kerja mereka. Hanya dengan melihat sendiri ke lokasi, anda, kita bisa memahami suasana dan situasi kerja yang membutuhkan kesabaran, dedikasi tinggi - semangat berkorban tidak mencari diri sendiri. Seperti apa yang dicontohkan Yesus dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Ini jangan dianggap khotbah karena ini hikmah: Cuma kapan anda, saudara, datang bertandang ke Wisma Sahabat baru?

Di tengah percakapan dengan ibu Mike, datang dua orang membawa kiriman barang. Konon itu obat-obatan dan kelengkapan penyembuhan orang sakit. Apakah ini pemenuhan proposal kepada Tuhan? Benar. Tuhan memberi lewat jalan yang dikehendaki-Nya. Tersirat adanya kesan - tak sebaiknya kita minta-minta kepada donatur. Kecuali Tuhan. Luar biasa. Bagaimana kalau diberi? Kita tidak menolak.

Rumah atau Wisma Sahabat Baru diresmikan oleh Mgr. Leo Sukoto, 18 April 1993. Berlantai dua dilengkapi sebuah kapel. Dengan enam perawat, satu koki, satu tukang cuci saat ini melayani 18 pasien dari beragam agama. Penjelasan darimana, bagaimana pasien datang amat mengharukan buat dikisahkan. Susah saya membayangkan, seperti apa mereka yang miskin, sakit terlantar tidak punya apa apa tak punya tempat tinggal tak punya siapa siapa, datang dari dunia antah berantah, tanpa identitas, kadang kita tidak tahu siapa namanya. Bagaimana dengan dokter? Mereka voluntir. Ada dokter gigi, psikolog, fisioterapist Penanggungjawab medis di Wisma dr. Purwanto dan dr. Mariana. Kurang lengkap kalau tidak menyebut exponent yang mandegani a.l Ibu Elizabeth Sri Sariningsih (Ketua), Ibu G. Sri Soebadinah (Wakil ketua), Ibu Eustasia Suwasti (Sekretaris) Flora Theresia (Bendahara) dan Ibu Soewaji.T (Anggota). Bisa disebut - All Ladies Crew - Apakah ini realisasi cita-cita Kartini - Jadilah Bangsawan Budi dan Bangsawan piker.

Apa kata pasien yang sembuh: Ada Tuhan disini, ada kasih disini. Bagi yang dipanggil Tuhan, azas Loving Care, kata I bu Teresa adalah pendampingan saat ajal - mengajak kita bagaimana memanusiakan manusia. Andai anda ingin membantu, pintu selalu terbuka. Langsung diterima di wisma, atau lewat Yayasan Dunia Baru BCA: 5260 331 355. Jika sumbangan itu ada, itu tanda proposal kami diterima Tuhan. Kelompok Kerja I bu Teresa, bukan kelompok yang hanya bicara-bicara. Mereka sadar: Kerja adalah Cinta yang Ditampakkan. (Khalil Gibran).

Suwanto Soewandi - Lingkungan St. Benedictus

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi