Solidaritas Iman Dan Persaudaraan Tumbuh Bersama Maria

  6 Oct 2012, 00:18

Teladan Iman

Abraham dan Maria adalah dua tokoh iman dalam Alkitab. Abraham di-sebut Bapa kaum beriman dan Maria Bunda kaum kaum beriman. Jawaban "ya" Maria atas tawaran Alllah melalui Malaikat Gabriel, merupakan suatu pernyataan iman yang sempurna dan penyerahan hidup Maria yang utuh kepada Allah. Perjalanan Abraham dan Maria merupakan perjalanan iman. Dalam iman keduanya, Ensiklik Re-demptoris Mater, Paus Yohanes Paulus II membandingkan iman Maria dengan iman Abraham: iman Abrahan mele-takkan dasar awal bagi Perjanjian Lama, sedangkan iman Maria pada saat ia menerima kabar dari Malaikat Gabriel membuka Perjanjian Baru.

Jawaban 'ya' Maria dipenuhi dengan iman dan menjadi titik awal seluruh perjalanan, peziarahan imannya sendi-ri. Iman itu terus bertumbuh, dan mencapai puncak pengujian ketika Maria menyaksikan kematian Putera-nya di salib. Iman Maria tak pernah sirna, mengingatkan ramalan Simeon, melalui iman itu, Maria menerima pe-dang yang 'menusuk jiwa' (bdk. Luk 2: 35) dan ia dipersatukan secara sempurna dengan Kristus da-lam penderitaan-Nya (KGK, 165).

Katekismus Gereja Katolik (KGK), menggarisbawahi bahwa dalam Gereja yang berziarah, Maria adalah contoh teladan dalam misi, pengharapan dan penghiburan. Maria adalah gambaran Gereja dalam kemuliaan surgawinya, yang mewakili Gereja yang akan datang. Maria adalah simbol dan pengejawantahan Gereja yang paling sempurna (KGK 507), teladan Gereja sebagai Bunda dan guru (KGK 2030), simbol pendoa sempurna dan citra Gereja (KGK 2676).

Jika Kristus disebut sebagai Adam kedua atau Adam baru (bdk. Roma 5: 19-20), Maria adalah Hawa baru, yang oleh ketaatannya melepaskan pengikat ketidaktaatan Hawa yang lama.

Figur dan Model Persaudaraan

Maria hadir di ruang atas bersatu dalam pemecahan roti dan doa dengan para Rasul, para wanita kudus dan murid-murid Yesus lainnya, bdk Kis 1: 13-14. Maria dipersatukan dalam doa dengan para Rasul, sekaligus menjadi saksi pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta dan peristiwa-peristiwa lain yang menandakan awal Gereja Kristus di dunia (bdk. Kis 2: 1).

Guru Pelayanan

Dalam hal pelayanan, ada dua peristiwa yang melibatkan Maria. Perta-ma, setelah penampakan Malaikat Gabriel, Maria segera pergi mengunjungi saudarinya, Elisabet, di sekitar bukit Yudea, empat mil sebelah barat Yerusalem. Maria tergerak untuk me-lakukan perjalaan ini karena keputu-san pribadinya untuk membantu saudarinya.

Kedua, saat pernikahan di Kana, pengantin baru kehabisan anggur dan Maria berkata kepada Yesus, "Mereka kehabisan anggur." Mendengar perka-taan Maria itu, Yesus merespon, "Mau apakah engkau daripada-Ku, hai wa-nita? Saat-Ku belum tiba," (lih. Yoh 2: 4). Tanggapan Yesus yang seolah-olah merupakan penolakan itu tak menjadikan Maria surut. Ia justru mengatakan kepada para pelayan, "Lakukan apa saja yang diperintahkan-Nya kepada-mu."

Maria yang pantang mundur menjadi guru pelayanan bagi kita. Pengan-taraan Maria menghasilkan mukjizat yang luar biasa, yakni perubahan air menjadi anggur; suatu tindakan ke-baikan hati yang peka, yang membebaskan mempelai dan keluarga dari aib yang memalukan.

(Rm. Heri O.Carm)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi