Santa Perpetua Dan Felisitas Martir (7 Maret)
4 Mar 2011, 08:06
Saya teringat beberapa dasawarsa lalu ketika masih remaja menonton film The Sign of Cross. Dalam film itu bisa dilihat banyak orang Kristen digiring ke dalam arena ampi teater untuk jadi umpan binatang buas. Satu per satu umat beriman jadi mangsa binatang buas. Orang-orang ini tubuhnya dicabik-cabik oleh singa yang lapar dan jadi tontonan penguasa kafir.
Vibia Perpetua (203 M) masih muda dan baru saja melahirkan. Felisitas adalah pembantunya masih dalam keadaan hamil tua di Kartago,Tunisia. (Tempat ini baru saja jadi api yang menyulut revolusi rakyat melawan tirani dan diktator penindas). Dalam penjara Perpetua bermimpi mengalahkan setan. Tak lama kemudian Felisitas melahirkan anak puteri dan diangkat anak oleh teman Kristen yan lain. Dalam penjara, Perpetua diolok-olok para serdadu kafir. Tetapi dengan tenang Perpetua berkata: "Sekarang adalah giliranku untuk menderita. Tetapi akan tiba saatnya aku yang berbahagia, dan kamu akan menanggung penderitaan yang jauh lebih besar dari pada yang kualami sekarang ini."
Hukuman mati yang dijatuhkan atas Perpetua dan Felisitas ialah dibunuh oleh binatang buas dalam pertunjukan arena. Ketika memasuki arena, mereka masih berseru: "Kalian menghukum kami, tapi Tuhan yang akan menghukum kalian." Mereka mula-mula ditubruk oleh sapi jantan yang beringas, diterkam macam tutul dan diterjang beruang serta babi hutan. Untuk menghabisi mereka, algojo menghunus pedang membunuh mereka. Sayang sekali meleset. De-ngan tabah Perpetua membimbing tangan algojo itu untuk menusuk ke sasaran mematikan yang tepat. Sehingga ada kesaksian tertulis: "Perpetua adalah wanita yang begitu agung dan ditakuti iblis. Ia tidak dapat dibunuh seandainya ia sendiri tidak menyetujuinya."
Indahnya pengurbanan martirSebelumnya, di dalam penjara Perpetua mengalami suatu penglihatan ajaib. Seberkas cahaya surgawi bersinar terang benderang di ruang penjara. Ia melihat dirinya bersama orang-orang Kristen yang teraniaya memasuki kemuliaan surgawi.
Adegan ini mirip dengan Stefanus yang dirajam oleh orang-orang Yahudi. Ketika ia menatap langit, ia melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah menyambutnya.
Ingat juga ketika Petrus ditangkap dan dijebloskan ke penjara oleh prajurit Herodes. Malaikat Tuhan datang. Sampai gugur rantai yang membelenggunya. Hal ini hanya mungkin terjadi, karena jemaat perdana yang percaya, pada waktu itu, mendukung dia dan berdoa serta menyembah Tuhan Yesus yang mati disalib, dimakamkan serta dibangkitkan oleh Allah. Inilah kuasa doa dan penyembahan, the power of worship.
Pemasmur dengan elok menghibur para martir: "Aku (Tuhan) akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai. Aku tidak akan membiarkan orang kudus-Ku, melihat kebinasaan." Darah seorang martir tidak sia-sia bagi Kerajaan Allah. Darah para marti jadi benih pewartaan Injil: "Aku menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa yang tidak mengenal Allah."
(Mosamar)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |