Maria Dikandung Tanpa Dosa Dan Misteri Penyelamatan

  4 Dec 2010, 12:31

Pengajaran Maria tanpa noda/dosa sudah merupakan keyakinan Gereja awal seperti antara lain dinyatakan St. Ephraem dan St. Ambrosius (abad 4) dan St. Augustinus (abad 5) dengan dasar pemikiran St. Irenasius (abad 2). St. Augustinus mengajarkan: "It is not right that He who come to heal corruption should by His advent viokate integrity." (kotbah 189 no.2, PL 38, 1005).

Maria dipersiapkan integritasnya tanpa noda dalam perannya sebagai Bunda Allah, sehingga dosa asal tidak akan diwariskan kepada Yesus atau dosa itu ada saat Maria mengandung dari Roh Kudus. Bahkan tokoh-tokoh pendiri gereja Protestan seperti Martin Luther, Joh. Calvin, Ulrich Zwingli, John Wesley mengakui keperawanan Maria dan Maria sebagai ibu Tuhan - suatu hal yang patut direnungkan umat Kristen "modern".

Menurut St. Augustinus, seperti halnya setelah kebangkitan-Nya, Yesus dapat datang tanpa merusak semua pintu yang terkunci (Yoh. 20:: 26), Yesus lahir tanpa merusak keperawanan Maria. Sekalipun tentunya Maria dikandung tanpa noda hanya mungkin karena rahmat dan jasa Kristus. Beato Pius IX pada 8 Desember 1854 melalui dogma Ineffabilis Deus menyatakan "wahyu dari Allah tentang doktrin yang mendukung Maria Perawan yang amat berbahagia sebagai orang khusus dengan rahmat istimewa dari Allah Mahakuasa, berkat jasa-jasa Yesus Kristus, penyelamat bangsa manusia, demikianlah Maria terhindar dari setiap noda dosa asal saat awal ia dikandung" (DS 2803).

Di Lourdes, Maria yang menampakkan diri 11 Februari 1858 dan berbicara dalam dialek setempat berkata: "Saya adalah orang yang dikandung tanpa noda." Tuhan mau memberi kepada manusia makhluk ciptaan-Nya hidup dan segala kelimpahan (bdk. Yoh 10: 10) dan minta jawaban bebas penuh kasih terhadap inisiatif ini. Manusia menolak anugerah ini dengan sikap tak taatnya hingga berbuat dosa, memutuskan secara tragis dialog yang menghidupkan dengan Sang Pencipta, didorong kesombongan mengurus diri sendiri, sebagai pintu menuju kematian alih alih memperlakukan Allah penguasa hidup kita sebagai Allah, kita mempergunakan Allah sebagai sarana untuk memenuhi keinginan pribadi terjadilah kehendak-Mu seperti kehendak-Ku atau saya "ngambek" acap terjadi. Hanya Maria terbuka terhadap rencana Ilahi yang diucapkan dengan penyerahan total ketika mailakat memaklumkan kabar gembira (bdk. Luk 1: 38).

Dengan demikian awal rencana penciptaan diperbaharui dan dimungkinkan dalam Kristus. Dalam Kristus setiap pribadi dipanggil untuk menghayati kehidupan secara penuh dan sempurna (bdk. Kel. 1: 28). Dogma Maria dikandung tanpa noda/dosa menghantar dan menjelaskan misteri penciptaan dan penyelamatan (bdk. Ef. 1: 4-12, 3: 9-11). Semua beban penderitaan dan kepedihan manusia telah dilebur dalam misteri Allah sendiri, yang telah merendahkan diri-Nya menggunakan martabat manusia kita menanggung dosa demi keselamatan kita.

Dalam persatuan dengan derita Kristus, derita manusia menjadi sarana keselamatan. Kepedihan yang ditanggung dengan iman, menjadi sarana pintu masuk ke dalam misteri penderitaan yang menyelamatkan dari Tuhan, karena disinari cahaya kebangkitan. Mukjizat Maria dikandung tanpa dosa mengingatkan orang beriman kebenaran pokok ini adalah mungkin memperoleh keselamatan hanya kalau bersedia dengan rela mengambil bagian dalam rencana Bapa, yang mau menyelamatkan "dunia" melalui kematian dan kebangkitan Putra-Nya.

Gereja menyebut Maria sebagai Hawa Baru (Kej.3: 15). Sama seperti melalui Hawa maut datang, demikian pula melalui Maria hidup datang. Malaikat Allah menyampaikan kabar gembira ini kepada seorang perawan - nama perawan itu Maria (Luk. 1: 27).

Ia taat kepada Tuhan dan membawa hidup ke dalam dunia. Misteri penyelamatan terkandung dalam dogma Maria dikandung tanpa dosa.

(Ansano Widagdyo - Ratu Damai 4, Dari pelbagai sumber)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi