Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa , Teladan Tabernakel Nurani

  3 Dec 2011, 11:15

Tabut Perjanjian Lama adalah tempat menyimpan loh batu 10 perintah Allah, buli buli berisi manna dan tongkat Harun yang pernah bertunas (Ibrani 9: 4). Jika Allah begitu spesifik menentukan persyaratan Tabut Perjanjian Lama (lih. Kel. 25 -31) baik ukuran, bahan, bentuk, warna bahkan senimannya termasuk imam Harun yang harus disucikan agar layak masuk Kemah Suci-Nya, betapa pula kesempurnaan Tabut Perjanjian Baru - Maria yang akan mengandung Putra Allah sendiri. Yesus Sang Roti Hidup - manna dari surga (Yoh. 6: 32-35), Imam Agung (Tongkat Harun - Ibrani 8: 1) dan Sang Firman - 10 perintah Allah (Yoh 1: 1) jadi satu.

Allah yang tak terbatas, tak dimengerti akal budi secara tuntas, akhirnya datang dan membimbing manusia untuk mengerti apa yang sebenarnya dikehendaki-Nya. Yesus - Sang Firman, Allah dalam sosok pribadi manusia, dapat dilihat, disentuh, diajak berdialog agar Allah dapat dimengerti berkat fiat Bunda Maria. Sama seperti perasan jeruk segar untuk diminum pasti disimpan dalam wadah yang bersih, demikian Allah menguduskan tabernakel-Nya yaitu Bunda Maria yang (akan) mengandung-Nya, yaitu pada saat terbentuknya tubuh dan jiwa Maria, Tabut Perjanjian Baru. Allah yang kudus tidak mungkin bersatu dengan dosa (Yes. 6: 3) juga jika kita tidak suci maka kita tidak akan melihat Allah (Ibrani 12: 14). Melalui bula Ineffabilis Deus Paus Pius IX pada 8 Desember 1854 menyatakan dogma Santa Perawan Maria dikandung tanpa noda dosa asal, menegaskan apa yang juga telah dinyatakan paus paus pendahulunya St. Martinus I (649), Sixtus IV (1476), Paulus III (1546), St. Pius V (1567) dan Alexander (1661). Dogma ini menyatakan bahwa Bunda Maria dikandung dalam rahim ibunya, Santa Anna, tanpa dosa asal.

Bunda Maria satu satunya manusia yang dianugerahi karunia ini karena ia menjadi tabernakel dimana Yesus, Putra Allah akan masuk ke dunia melaluinya. Ketika malaikat Gabriel menampakkan diri kepada Bunda Maria untuk menyampaikan kabar sukacita, dialah yang pertama menyapa Maria dengan gelarnya yang penting ini (Luk.1: 28). Chaire kecharitomene (Yunani) - Salam, hai engkau yang dikaruniai - sapaan Gabriel utusan Tuhan hanya diberikan pada Maria. Gereja Katolik Timur di Syria sudah merayakan pesta ini sejak sekitar tahun 100 pada 9 Desember. Pada penampakan ke-16 (dari 18) di Grotto Massabiele - Lourdes tahun 1858 kepada Bernadette Soubirous yang menanyakan siapa dia: Maria menyatakan diri sebagai "perawan yang tanpa noda dosa", seperti diyakini Gereja sejak awal dan dinyatakan St. Ephraem (abad 4) serta St. Augustinus (abad 5) dengan dasar pikiran St. Irenaeus (abad 2). Apakah kita mau membuka hati untuk menerima Allah sendiri yang mau tinggal dan menyertai kita dimana tempat tinggal yang layak adalah hati yang suci. Kesediaan harus ditunjukkan dengan kemauan melaksanakan ajaran ajaran-Nya dalam sikap, tutur kata dan perbuatan, karena Dialah harapan, andalan keselamatan dan kebahagiaan kita. Sering kita sibuk mewartakan diri sendiri dalam aktivitas di paroki, lingkungan dan masyarakat dan bukan mewartakan keselamatan Kristus. Meneladan Bunda Maria, jadikan hati nurani kita suci, layak sebagai tabernakel Yesus, menerima kehendak Allah dalam hidup walau tidak dapat dijelaskan/dimengerti di masa kini dimana segala sesuatu sering dituntut dijelaskan dari segi ilmu karena kurang percaya akan penyelenggaraan Allah.

(Ansano Widagdyo - Ratu Damai 4, dari pelbagai sumber)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi