Kamu Harus Memberi Mereka Makan
2 Oct 2011, 22:29
Dalam siaran pers (14/2/2011) Bank Dunia mengatakan "Hampir satu miliar orang yang kelaparan di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut lebih dari 60 persennya adalah perempuan. Ketika menghadapi kenaikan harga bahan pangan yang terjadi pada saaat ini secara global, rumah tangga keluarga miskin akan cenderung memakan makanan yang lebih murah dan lebih tidak bernutrisi atau mengurangi biaya kesehatan dan pendidikan mereka." Kita merenungkan bagaimana kondisi saudara-saudari kita yang sedang mengalami ancaman kelaparan. Kita merasakan bahwa kelaparan merupa-kan wujud yang nyata dari kemiskinan.
Dan kemiskinan terjadi karena adanya ketidakadilan dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi global yang bercorak kapitalististik lebih memberikan keuntungan kepada pemilik modal besar (para kapitalis). Padahal nilai suatu perkembangan ekonomi terletak pada penghargaan atas martabat manusia daripada sekedar modal finansial. Pembangunan ekonomi seharusnya mengurus kemampuan masyarakat dalam membangun kehidupan, yakni memfasilitasi terciptanya bidang - bidang mata pencaharian yang memadai. Jika mata pencaharian masyarakat mampu menghidupi dirinya dan keluarganya maka kesejahteraan menjadi nyata (riil) dirasakan. Hal ini diajarkan oleh Paus Benediktus XVI dalam ensiklik Caritas in Veritate (CIV).
Pembangunan adalah perjuangan yang membebaskan manusia pertama-tama dari kelaparan, penyingkiran ekonomi, wabah penyakit dan buta huruf. Kelaparan bukan terutama soal kekurangan material pangan, tetapi ketiadaan sumberdaya dan kemiskinan. Apa yang tidak terjadi dewasa ini adalah jaringan institusi ekonomi yang mampu menjamin akses teratur pada makanan dan air bagi kebutuhan nutrisi, terutama di saat krisis pangan. Masalah kerawanan pangan perlu diatasi dengan pengembangan pertanian di negara miskin, pengembangan infrastuktur pedesaan, sistem irigasi, transportasi, organisasi pasar, teknologi pertanian yang inovatif dan tersedia pada tingkat lokal dengan keterlibatan komunitas lokal dalam memilih dan membuat keputusan terhadap budidaya tanaman (baca: kedulatan pangan) dengan hormat pada lingkungan.
(CIV.27) Pemahaman hormat pada lingkungan dengan maksud bahwa lingkungan hidup selama ini diekloitasi besar-besara (penebangan pohon, eksplorasi aneka tambang, penggunaan aneka produk pupuk yang tidak ramah lingkungan, dsb.).
Berbagi
Seruan Paus Benediktus XVI tersebut berkaitan dengan tema peringatan Hari Pangan Sedunia yang diprakarasi Gereja Katolik Indonesia tahun 2011: "Kamu Harus Memberi Mereka Makan", masih dalam kerangka tema besar HPS 2010-2012: "Menyelamatkan Pangan Untuk Semua". Tema tersebut menga-jak kita semua untuk peduli kepada masalah pangan karena dalam beberapa tahun ke depan kebutuhan akan pangan akan semakin tidak mencukupi karena sumberdaya yang tidak dikelola secara arif.
Seperti halnya yang dikatakan Yesus: "Kamu harus memberi mereka makan", mengisyaratkan kita untuk selalu hidup dalam kasih dan berbagi kasih kepada orang-orang yang berkekurangan. Dalam konteks pemberda-yaan ajakan Yesus dimaksudkan agar umat semakin mengalami pertumbuhan kemampuan untuk membuka diri pada perubahan sosial yang terkait dengan persoalan pangan. Karena itu gerakan HPS Gereja Katolik merupakan gerakan moral umat kristiani dalam upaya pencapaian mutu hidup manusia. Ini merupakan tujuan utama keterlibatan Gereja dalam gerakan HPS.
Pengajaran Bapa Paus Benediktus XVI dalam CIV diatas jelas merupakan arahan teknis bagaimana Gereja harus bertindak dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan upaya bersama mengatasi kelaparan. Dasar dari arahan tersebut ajaran kasih: mengasihi sesama, komunitas dan lingkungan hidup berarti menginginkan perbaikan hidup dan kehidupan mereka serta mengambil langkah-langkah konkrit untuk perbaikannya.
Kita menyadari memiliki banyak sumber pangan (tema HPS 2010) yang selama ini hilang atau terlupakan karena kita tidak merawatnya sebagai sumber hidup. Telah lama kita kehilangan kekayaan kita sendiri karena kita lebih suka memilih konsumtif daripada produktif. Kita telah terseret dalam gaya hidup instan. Maka menumbuhkan keberdayaan diri menjadi kebutuhan mendesak sebagai upaya membangun produktivitas kita.
Yesus telah rela untuk menjadi "makanan abadi", semua itu merupakan perwujudan solidaritas Allah untuk mengangkat harkat hidup manusia. Semangat kerelaan Yesus telah dan terus menerus diberikan kepada setiap umat kristiani bersama dengan komunitasnya dalam perjamuan Ekaristi. Pengulangan tindakan Yesus dalam memberikan makanan abadi tesebut menginginkan supaya para pengikut-Nya mempunyai kekuatan untuk memberi makan bagi mereka yang lapar. Tindakan ini nampaknya sulit untuk dijalankan, tetapi dengan kasih Allah, terang akal budi serta iman kepercayaan kepada Allah, maka akan bisa melaksanakannya. Mari kita wujudkan bersama rasa syukur dengan memelihara kehidupan dan membagikan diri kita bagi kesejahteraan bersama.
Selamat ber-HPS
(Panitia HPS KWI)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |