Arti Berpuasa dan Berpantang

  1 Mar 2014, 12:25

Puasa jika diartikan secara harafiah adalah tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan, minuman atau keduanya, perbuatan buruk dan dari segala hal yang membatalkan puasa untuk periode waktu tertentu. Puasa mutlak biasanya didefinisikan sebagai berpantang dari smeua makan dan cairan untuk perioden tertentu, biasanya satu hari (24 jam), atau beberapa hari. Sedangkan pantang berarti "tidak melakukan sesuatu dalam kehidupan" baik untuk jangka pendek ataupun jangka panjang.

Berpuasa dan berpantang menurut ajaran Gereja Katolik adalah tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan tanda kita mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih dosa kita dan demi mendoakan keselamatan dunia. Jadi puasa dan pantang bagi kita tak pernah terlepas dari doa. Dalam masa prapaska, maka puasa, pantang dan doa disertai juga dengan perbuatan amal kasih bersama-sama dengan anggota Gereja yang lain.

Ketentuan berpuasa dan berpantang dari ajaran Gereja Katolik menetapkan selanjutnya:

  • Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selasa Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung. Penerapannya adalah kita berpantang setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali jika hari Jumat itu jatuh pada hari raya, seperti dalam oktaf masa Natal dan oktaf masa Paskah. Penetapan pantang setiap Jumat ini adalah karena Gereja menentukan hari Jumat sepanjang tahun (kecuali yang jatuh di hari raya) adalah hari tobat. Namun, jika kita mau melakukan yang lebih, sila berpantang setiap hari selama Masa Prapaska.
  • Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.
  • Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari, harap dibedakan makan kenyang dengan makan sekenyang-kenyangnya. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau roko. Bila dikehedaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya. Jika kita berpantang, pilihlah makanan atau minuman yang paling kita sukai. Ingatlah tolak ukurnya adalah pengendalian diri dan keinginan untuk turut merasakan sedikit penderitaan Yesus di kayu salib demi keselamatan dunia.

Dengan demikian, pantang dan puasa bagi kita orang Katolik merupakan latihan rohani yang mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama, dan bukan untuk hal lain, seperti diet/supara kurus, menghemat, dll. Dengan mendekatkan dan menyatukan diri dengan Tuhan, maka kehendak-Nya menjadi kehendak kita. Dan karena kehendak Tuhan yang terutama adalah keselamatan dunia, maka melalui puasa dan pantang, kita diundang Tuhan untuk mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia, dengan cara yang paling sederhana, yaitu berdoa dan menyatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib. Kita pun dapat mulai mendoakan keselamatan dunia dengan mulai mendoakan bagi keselamatan orang-orang terdekat dengan kita: orang tua, suami/istri, anak-anak, saudara, teman, dan juga kepada imam, pemimpin Gereja, pemimpin negara, dst.

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi