PAY 12 Tahun Makin Tua Semakin Bermakna

  25 Oct 2013, 19:52

Ruang Benediktus Auditorium MBK hari Sabtu (12/10) menjadi meriah karena wajah-wajah ceria para Adi Yuswa MBK. Selain memperingati HUT ke-12 Paguyuban Adi Yuswa (PAY) MBK 11 Oktober, juga mendapat­kan "bekal" pencerahan dari sesama anggota tentang pengalaman masing-masing. Intinya adalah menjalani masa tua tetap berkreasi, memberi makna baik kepada diri sendiri maupun sesa­ma, juga pembuktian bahwa ketekunan doa dengan kepasrahan dan bersyukur Tuhan akan selalu tunjukkan jalan. Jadi jangan sampai timbul perasaan bahwa menjadi tua itu identik dengan kesepian. Apalagi merasa sampai "ditinggal­kan Tuhan"?

Dibuka oleh sharing penulis, ketika menjadi ketua Paguyuban Purnakarya Kompas Gramedia yang selalu mengunjungi rekan-rekannya yang merasa kesepian, terlebih yang mempunyai problema keluarga. Hubungan suami isteri yang sama-sama tua sehingga sering kali seling surup miskomunika si, stress, akibatnya timbul macam-macam penyakit. Solusinya masing-masing harus introspeksi diri, apa kekurangannya? Lalu dikomunikasikan. Disamping doa juga harus ada usaha. Contohnya ketika penulis sudah pasrah karena problema jantung koroner, akibat menggilanya tarif pengobatan medis. Tuhan memberi dokter yang tidak komersial dan dalam perawatan, penyakitnya dalam proses penyembu han. "Aku pasrah Tuhan! Apa yang terjadi seturut kehendak-MU, terjadilah."

Johana memberi kesaksian, ia secara periodik mengunjungi anaknya di Los Angeles AS dan selalu ikut berkumpul dengan jemaat Kristen di sana. Ia tak mempunyai kesan apa-apa malah ada rasa cenderung "meremehkan". Tapi kali ini lain. Umat Gereja itu 60% adalah lansia, ia sangat terkesanbahwa para lansia itu ternyata sangat kreatif. Bukan saja mempunyai suara-suara merdu, tetapi pandai memainkan alat-alat musik dan menciptakan lagu-lagu Gospel. "Jangan salah sangka saya tertarik untuk menjadi Protestan. Tetapi yang saya kagumi itu talenta mereka tetap diasah dan terasah. Meski umur sudah pada tua-tua, kata Ibu Yohana yang juga guru bahasa Inggris itu. Ia juga bercerita di jemaat itu, tentang PAY MBK terutama tentang ketuanya Jos Soedjono yang piawai dalam menggembala para lansia untuk hidup mandiri, bermakna, dan berdaya guna. Juga di sana ia tidak mau kalah ikut menyanyi lagunya Elvis Presley "Crying In The Chapel" Menangis berdoa di Gereja.

Sementara Alloy menceritakan bagaimana ia mengatasi penderitaan penyakit tyroidnya yang membesar. Dikala membesar, maka membuat ia tidak stabil menjadi temperamental dan pasti yang menderita adalah keluarga terutama suaminya. Sebaliknya jika mengecil maka sama saja menderita, tetapi kali ini tubuhnya merasa tidak berdaya sama sekali. Ia berusaha untuk sembuh antara lain berobat ke Semarang dan berkumpul di sebuah wisma yang semuanya penghuninya lansia. Berangsur-angsur ia sembuh dan ia bersyukur karena mempunyai suami yang sangat sabar. Ketika ia marah-marah, suami tak pernah meladeninya. Lebih bersyukur lagi, semua anaknya sudah mandiri semua.

Sementara Soebandrio menceritakan bahwa tubuhnya sudah dihinggapi bermacam-macam penyakit. "Saya juga persis Sunito. Kepasrahan saya kepada Tuhan juga membuka jalan bagi proses penyembuhan penyakit-penyakit saya". Ia juga ikut belajar baha-sa Inggris karena salah satu anaknya tinggal di Denmark.

(Ign.Sunito)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi