Iman yang Menyelamatkan

  28 May 2015, 15:59

"Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil," tulis Santo Paulus (I Kor 9:16). Kita harus menjadi saksi Kristus mulai dari Yerusalem yaitu dari rumah tangga kita sendiri. Iman tanpa perbuatan adalah mati, kata Santo Yakobus.

Ibunda dari pewarta Selly sudah berusia 77 tahun. Ia sudah sepuluh tahun jadi Katolik. Apakah seorang yang telah berusia diatas tujuh puluh tahun masih berguna?. Ingatlah bagaimana Abraham baru dapat anak pada masa usia tuanya dan dia dianggap teladan orang beriman, karena taat mempersembahkan Ishak anaknya yang tunggal..

Ibunda dari Selly ini rajin baca kitab suci yang diletakkannya di sebelah kiri tempat tidurnya. Ia tidak saja bac kitab suci tapi dia juga berdoa. Diam-diam Selly mendengarkan doa di mulut ibunya: doa untuk anak, cucu dan mantu, satpam kompleks bahkan pastor dan uskup yang tidak dikenalnya.

Pada hari-hari terakhirnya, ia terbujur di rumah sakit, dengan tusukan jarum dari kepala sampai kaki.Lima hari ia terbaring di ICU tanpa ada perubahan yang berarti. Akhirnya ibu yang lanjut usia itu, dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Di ICU orang tidak bisa berdoa lama-lama karena pengunjung antri. Tapi di ruang perawatan biasa, orang bisa berdoa lebih tenang.

Dua hari kemudian, tiba-tiba jarum infus terlepas dari tubuhnya. Ini satu misteri bahwa ibunda telah dipanggil ke rumah Bapa di surga.

II. Suami dari ibu Selly adalah pewarta sabda dan prodiakon. Tapi ia mengidap penyakit gula darah, jantung dan hipertensi. Penyakit-penyakit yang dibuat sendiri karena tak bisa mengendalikan makanan.

Oleh dokter dikatakan sakit lever karena banyak minyak. Ia divonis kanker dan harus kemoterapi sampai tujuh kali. Sekali pun ia pewarta sabda dan prodiakon, mendengar vonis dokter, berat badannya sampai anjlok sepuluh kilo. MRI dan rupa-rupa diagnosa sampai ratusan juta rupiah.

Dengan iman sebesar biji sesawi, ia berdoa dalam kendaraan bersama suami dan anak di halaman parkir selama dua puluh menit. Ia mohon bantuan dan jamahan Tuhan Yesus atas penyakit yang menimpa suaminya.

Dalam pemeriksaan di Rumah Sakit Penang, Malaysia, dia memeriksakan kembali penyakit suaminya dan memberikan foto dan diagnosa dari Jakarta. Dalam pemeriksaan di Penang, penyakit suaminya tidak separah vonis dokter. Ada sebuah batu dalam pembukuh darahnya yang bisa dikeluarlan dengan:dibalon", biaya hanya 20% dari biaya di Jakarta.

Sekarang suaminya bisa kembali bertugas dan berat tubuhnya naik lagi sampai lima belas kilo.

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi