Kualitas Hidup Seorang Utusan Allah Demi Kebaikan Bangsa
2 Oct 2013, 17:19
Kira-kira apa rasanya jika kitab dimakan oleh seorang manusia? "...manis seperti madu dalam mulutku," demikian ungkapan Yehezkiel (YEH.3: 3). Kedengarannya aneh, tidak biasa! Tapi itulah yang dilakukan nabi unik ini; ia lebih banyak menggunakan dramatisasi dan simbol-simbol dalam pewartaannya, yang menjadikan dia beda dari nabi lainnya.
Ia dipanggil dan diutus oleh Allah bertepatan pada masa-masa terakhir Nabi Yeremia di Yerusalem, untuk menyampaikan firman kepada bangsanya sendiri, pada masa pembuangan Babel. Tentunya bukan satu tugas yang mudah menghadapi bangsa bertegar hati itu! Nubuat-nubuat yang akan disampaikannya pasti tidak akan didengar, namun ia tetap harus melaksanakannya agar Israel tahu bahwa ada penyambung lidah Tuhan ditengah-tengah mereka.
Layaknya bermain drama, dalam melakukan perutusannya, nabi Yehezkiel mementaskan banyak adegan dalam penglihatan yang diberikan Allah. Dia tidak hanya sekadar menyuruhnya untuk menyampaikan sabda tapi IA mau Yehezkiel mengalaminya sendiri lebih dahulu! Sang nabi diperintahkan untuk makan gulungan kitab yang ditunjukkan-Nya, menjalankan 'diit' yakni diitung-itung takaran makanan dan minumannya, makan roti yang harus dibakar di atas kotoran manusia yang sudah kering, mencukur rambut kepala dan janggutnya, jalan di atas tulang-tulang sambil telanjang dll, yang terberat, ketika ia harus kehilangan istri karena diambil oleh Allah. Semua tindakan simbolis tersebut diemban dengan penuh ketaatan, kerelaan juga keikhlasan, demi usaha menyadarkan bangsanya akan kesalahan dan dosa mereka yang sudahmelawan, memberontak terhadap YHWH.
Di setiap akhir dari PE (Perayaan Ekaristi), semua murid Yesus, diberi berkat lalu diutus: Ite, missaest! Jawaban spontan dan serentak dengan kata 'Amin' menandakan kesiapan umat dalam menerima tugas kenabian itu.
Belajar dari si nabi 'nyentrik' ini dan untuk mempunyai kualitas hidup yang serupa dengannya, minimal kita dapat menirunya dengan 'memakan, mengunyah dan memamah' semua firman-firman Allah yang disampaikan oleh Nya, agar kita sungguh- sungguh dapat mengecap dan mengetahui seberapa "nikmat" rasanya, sebelum 'membagikannya' kepada saudara-saudara, pasangan, ipar dan mertua juga kepada sesame manusia. Kita juga perlu diet, menahan rasa haus dan lapar akan kenikmatan duniawi, 'memangkas' harga diri, martabat dan kesombongan, 'mengosongkan' diri, meninggalkan segala yang dicintai demi Dia. Mewartakan firman Allah dengan perbuatan nyata, bukan perkataan belaka!
Alllah yang mengutus, pasti Dia juga memberi 'modal' sebagai bekal untuk melaksanakannya. Seperti Yehezkiel (yang namanya berarti 'Allah yang menguatkan'), kasih-Nya akan menopang, memampukan serta memulihkan kita untuk menghadapi segala godaan, rintangan termasuk penderitaan akibat dari luka-luka kehidupan! Terima kasihTuhan, Kau, kembali mengingatkan dan memberikan kami pelajaran melaluinabi-Mu.
(Irene C. Hendarmin)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |