Romo Mendadak Jatuh

 Priya  |     1 Jul 2014, 23:30

Ini hoax, tidak ada romo yang jatuh, apalagi romo kita tiba-tiba jatuh dari langit, kalau drop-dropan dari KAJ mungkiiin. Begini maksudnya, untuk menjadi seorang romo, seseorang harus melalui sekolah romo (seminari). Walau ia rajin dan menggebu-gebu kalau ilmu bahasa Latin-nya jeblok, nilai kurang dari 6, ya harus "DO" pulang kampung. Itu baru dari segi akademis, belum lagi dari psikologis, dan masih banyak saringan lain yang menghadang hingga bikin "layu sebelum berkembang". Kesimpulannya, menjadi seorang romo itu sulit. Betul tidak?.

MENANGGAPI PANGGILAN

Kita sebagai umat, perlu romo yang cukup kwantitasnya, soal kualitas itu urusan hierarki. Bagi umat, tak ada romo maka tak ada Ekaristi serta sakramen-sakramen lainnya sesuai wewenangnya. Jadi bila ada OMK di lingkungan kita, anak, cucu, adik, kakak, atau putera altar menyatakan ingin sekolah seminari, dukung saja, ketua lingkungan menghubungi romo paroki dan berembug agar ditindak lanjuti. Jangan lupa:" Bukan kamu yang memilih Aku tapi Akulah yang memilih kamu" (2Taw, Yoh). Singkatnya jika dia kelak jadi romo, berarti doa umat paroki kita yaitu "Doa Mohon Paggilan" dikabulkan. Tapi bila gagal tetaplah berfikir positif, "sebab banyak yang dipanggil tapi sedikit yang dipilih" (Mat). Betul tidak?

JANGAN DIBENCI JANGAN DICINTAI

Umat tidak dapat memilih romo sesuai selera. Ada romo yang pilih kasih biar, galak biar, lemah lembut biar. Jangan dibenci jangan dikomentari, memangnya di seminari dia bisa disulap jadi selembut Santo Yusup atau Bunda Maria?, syukuri saja kita telah kebagian romo. Sebaliknya jika ada romo muda dan ganteng, jangan ada yang sok akrab atau sok manja. Bersahabat silahkan tapi TTM (teman tapi mesra) jangan, dikasihi oke tapi dicintai ya jangan, ingat untuk jadi romo itu sungguh suliiit. Kendati seharinya romo itu manusia biasa, tapi umat wajib mengasihi, menghotmati.dan menjaganya, jangan sampai (amit-amit) terpeleset dan jatuh beneran. Betul tidak?

MAGISTERIUM DAN HIERARKI

Salah satu hak Romo sebagai gembala umat yaitu mendapat pendelegasian wewenang mengajar (hak magister), dari Paus dan Uskup untuk mengajarkan sabda Allah ke seluruh umat agar diimani. Didikan romo kepada kita bersumber dari Gereja yang hidup, yang adalah tiang penopang dan dasar kebenaran. Romolah yang menuntun umatnya untuk mengimani Ekaristi bukan hanya dengan otak atau logika, tapi juga dengan kerendahan hati dan perasaan, dengan kasih dan keselarasan. Dalam mengimani ajaran katolik tidak ada istilah demokrasi atau opini perorangan, yang ada adalah taat dan setia, ya dan amin. Terprovokasi ajaran yang enak ditelinga, sehingga meragukan pokok iman katolik termasuk Lima perintah Gereja dan syahadat para Rasul (credo), berarti gagal menjadi katolik. Bertanya pada romo boleh berdebat jangan. Jika romo tidak bisa memberi solusi masalah kita, dia pasti mencarikan solusi keatas sesuai struktur hierarkisnya, sebab kita ini satu keluarga, yang berhak dan wajib dibela. Heelloooo!. Betul tidak?

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi