Paguyuban Purnabhakti DPH MBK

 Ign Sunito  |     28 Sep 2015, 10:30

Meski kini sudah pada bertebaran domisilinya atau bertempat tinggal tidak lagi dilingkungan MBK,namun secara informal para mantan yang pernah menduduki DPH Dewan Paroki Harian MBK itu perlu dipersatukan kembali.Bukan saja guna kepentingan rasa persaudaraan tetapi paroki sendiri masih butuh peranan mereka,karena peranannya dulu bisa ditularkan kepada DPH sekarang ini. Bisa memberikan masukan-masukan tetapi tidak mengikat dan harus dilaksanakan sebagai kebijaksanaan atau program kerja paroki. Belajar dari pengalaman dulu guna memberi "warna " kehidupan menggereja sesuai dengan tuntutan zaman.

Demikian Romo Heribertus Supriyadi O.Carm ketika meresmikan dan sekaligus memberkati terbentuknya Paguyuban Purnabhakti DPH MBK, di rumah kediaman Ibu Diana Enggal di Tosiga.(19/9/015). Sekaligus melantik koordinatornya Bapak Agus Soedjadi, Lukas Panji Kusuma sebagai sekretaris dan bendahara ditunjuk Ibu Diana Enggal dan Ibu Christina. Kelengkapan nama pengurus selanjutnya sambil berjalan dan semua apa yang sudah menjadi pemikiran dan pelaksanaannya juga seperti "air mengalir" saja. Dengan terwujudnya paguyuban ini secara otomatis mereka yang pernah menjadi anggota DPH MBK sejak MBK berdiri sampai periode 2015 otomatis menjadi anggota bersama pasangannya. Seandainya yang bersangkutan meninggal, maka pasangannya tetap sebagai anggota.

Dalam pengantarnya, Romo menegaskan bahwa ide ini sepenuhnya datang dari romo, dan bukan maksud untuk menjadikan DPH tandingan. Pelaksanaannya tidak begitu saja disatu tangan tetapi sudah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan para mantan.Kemudian keluar nama-nama untuk menjadi pengurus. " Sebab itu saya panggil perwakilan DPH 2015- 2018 malam ini untuk mengetahui secara langsung. Sekaligus berkenalan dengan para senior dan merasakan iklim pembentukan paguyuban ini," tambah Romo Herry, yang malam itu hadir wakil DP Bapak Nixon dan Bapak Api.

PENGALAMAN MENGESANKAN

Dalam kesempatan itu hadir angota DPH dari mula MBK seperti Bapak Purwanto, Bernard Sudarmara yang semua secara singkat menceritakan suka dukanya dulu. Purwanto memberi kisah campur tangan Tuhan ketika peresmian bangunan Gereja MBK. Bernard mengurusi parkiran gereja dari mula sampai sekarang sudah 42 tahun. Paul Ibnu selalu menyiasati kepelitan Romo Hadi kalau sudah soal uang. Gabriel Utomo mengurusi satpam gereja. Menjadi DPH karena panggilan, kata Tulus AW. Pak Jos Soejono kena todong Romo Hadi karena ada perselisihan antara DP dengan romo. Sementara penulis memberi kesan bisa "memberi warna" pada terbitan WM dan terus berkarya didalamnya sejak 1997 non stop sampai sekarng.

Tak ketinggalan Pak Kris yang identik dengan putra altar, Bambang Pitoyo yang semula diragukan keKatolikannya karena berwajah "Timur Tengah". Demikian pula Pak Hariyadi, Panji Kusuma, Martin, Christian Gunawan, Dedy Rochimat,Ibu Margriet, Ibu Eyen, Ibu Diana. Pendek kata karya Kasih Allah, seperti yang dikatakan wakil DPH Bapak Nixon dalam kesannya setelah mendengar kisah seniornya, adalah roh kekuatan yang menggerakkan mereka untuk mendinamisasi Gereja. Malam itu dimeriahkan oleh alunan suara Pak Enggal yang piawai berlagu maupun berkeyboard.

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi