Hidup Yang Dijiwai Oleh Kerahiman Ilahi
25 Feb 2011, 23:27
Seminar "hidup yang dijiwai kerahiman ilahi" diadakan pada Selasa (15/2/2011) di ruang D - Unika Atma Jaya jam 9-16 wib. Penulis artikel ini dan fotografer Andri dapat tiket gratis dari M.V.Fenny, Koordinator KKI-MBK. "Para perintis di paroki ini seperti Thomas Ismuhadi, Tien Firdaus dan Al.Nurtantyo yang sudah sepuh tidak hadir," kata Adhi Purnawan, prodiakon MBK. Fenny, Rauvy dan Ansano dari WM ikut jadi anggota Panitia. Hadir juga Lucky Jacob dari KKS dan Meitty SK dari Karmelit Awam. Pembicara kunci adalah Mgr. Ignatius Suharyo Pr dan Stefan Leks.
Pengalaman YeremiaMgr. Suharyo membahas pengalaman akan Allah dalam hidup nabi Yeremia. Nabi Yeremia bernubuat dalam masa 626-587 SM. Pelayanan Nabi Yeremia dibagi dalam 3 periode. Pertama: periode ia mengalami panggilan pada usia 19-36 tahun di zaman raja Yosia dikerajaan Yehuda. Masa itu pembaruan dalam hidup beragama dan kondisi hidup rakyat penuh dengan pengharapan. Yeremia tampil sebagai nabi yang bersemangat: "firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku," (Yer 15: 16). Sekali pun iman umat sangat mengecewakan, Tuhan selalu memelihara mereka. "Seorang dara tidak dapat melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan tidak melupakan ikat pinggangnya, tapi umat Tuhan melupakan-Nya sejak waktu yang tidak terbilang lamanya.(2: 32)
Periode kedua, ketika Yeremia berusia 36-47. Raja Yosia digantikan oleh Yoakim. Keimanan Yehuda sangat merosot. Bagi Yeremia: "Allah jadi masalah." Ia makin keras mengkritik umatnya sebagai "pemakan mayat berbulu merpati." Yeremia mengeluh kepada Allah: "Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik dan sentosa hidup orang yang berlaku tidak setia?" (12: 1-3). Yeremia berseru: "Perhatikanlah aku ya Tuhan dan dengarkanlah suara pengaduanku. Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan?" Ia ingin mundur, tetapi dalam hatinya ada sesuatu yang bernyala-nyala sehingga ia tidak sanggup menahannya.
Periode ketiga, waktu Yeremia berusia 47-50 tahun. Kerajaan Yehuda dihancurkan oleh orang-orang Babilon. Yerusalem dan Bait Allah dibakar dan orang-orang kalangan tinggi dibuang ke Babilon. Ini disebabkan umat tidak lagi setia kepada Tuhan. Dalam masa pembuangan termasuk di padang gurun Yeremia mengalami Allah yang jelas mengasihi umat-Nya.
Santa Faustina (1905-1938)Pada usia 16 tahun ia tak diizinkan masuk biara. Ia sering ditolak oleh pemimpin-pemimpin tarikat. Baru pada tanggal 30 April 1926 ia boleh menerima dan mengenakan baju biara. Ia memakai nama Maria Faustina dari Sakramen Mahakudus. Ia melihat penderitaan besar yang harus ditanggungnya. Ia mengalami panggilan baru sebagai religius dan sebagai rasul Kerahiman Ilahi. "Aku mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-KU, yaitu rancangan damai sejahtera dan hari depan penuh harapan," firman Tuhan.
(Tomas Samaria)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |